RUSIA TODAY – Rusia telah memulai aksi balas dendamnya kepada Turki atas peristiwa ditembak jatuhnya jet tempur Sukhoi Su-24. Hal itu ditan­dai dengan tindak penangkapan 39 pebisnis Turki yang ketika itu akan menghadiri konferensi industri agri­kultur di wilayah Krasnodar, Selatan Rusia.

Puluhan pengusaha Turki itu di­tangkap di wilayah Krasnodar oleh petugas Layanan Migrasi Rusia ketika akan menghadiri konferensi industri agrikultur, karena masuk Rusia den­gan menggunakan visa turis, bukan visa bisnis.

“Jika memasuki Federasi Rusia untuk kegiatan bisnis atau alasan komersial, maka harus menggu­nakan visa khusus, bukan visa turis. Karena puluhan pebisnis Turki itu tidak bisa menunjukkan visa bisnis, maka kita tahan sementara,” ujar Wakil Kepala Layanan Migrasi Kras­nodar, Vartan Ter-Saarkya, Jumat (27/11/2015).

Sementara itu, Kementerian Per­tanian Rusia pada hari ini telah men­gumumkan untuk mengontrol ketat impor pangan dan pertanian dari Turki. Pengumuman itu muncul di situs Kementerian Pertanian Rusia.

”Akan ada pemeriksaan tamba­han di perbatasan dalam menang­gapi apa yang dikatakan sebagai pelanggaran berulang standar Ru­sia oleh produsen Turki,” demikian pernyataan Kementerian Pertanian Rusia.

Pertaruhan KTT Iklim Paris

Perseteruan yang terjadi antara Pemerintah Rusia dan Turki, pasca-insiden ditembak jatuhnya jet tem­pur Sukhoi Su-24 pada Selasa 24 No­vember, diprediksi akan mereda saat Presiden Turki Recep Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dia­gendakan bertemu di KTT Iklim 2015 di Paris, Prancis, pada pekan depan.

Seperti dilansir dari Reuters, Ju­mat (27/11/2015), Erdogan dan Putin memang dijadwalkan untuk meng­hadiri KTT Iklim 2015 bertajuk ‘COP 21’ di Paris, Prancis. Perseteruan antara kedua kepala negara itu di­prediksi akan mereda. “Presiden Er­dogan diagendakan hadir pada KTT Iklim 2015 di Paris pekan depan. Di sana, Presiden Rusia juga akan hadir. Kemungkinan pembicaraan seputar insiden pada Selasa lalu akan diba­has kedua pemimpin negara di sela-sela KTT Iklim 2015,” demikian per­nyataan Kantor Kepresidenan Turki.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================