BOGOR TODAYÂ – Luseunya perekonomian di Indonesia sepanjang 2015 ternyata berÂpengaruh besar terhadap tranÂsaksi tanah dan bangunan di Kota Bogor. Terhitung hingga pekan pertama Desember 2015, penerimaan pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) paling jauh dari target.
“Pengaruh perekonomian dan labilnya rupiah sangat berÂdampak pada traksaksi pembeÂlian tanah dan bangunan. PaÂjak BPTHTB baru masuk 86,34 persen dari target,†kata KeÂpala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bogor, Daud Nedo Darenoh, kemarin.
Data Dispenda terhitung awal Desember mencatat, ada empat sektor pajak yang maÂsih belum mencapai target realisasi. Diantaranya, Pajak penerangan Jalan (PPJ), baru masuk 94,09 persen. MenyuÂsul, pajak hotel terealisasi 94,6 persen. Kemudian, pajak restoran baru 96,34 persen; pajak hiburan baru 95,76 persÂen; pajak reklame baru masuk 98,48 persen. Pajak air bawah tanah masuk 94,03 persen; PaÂjak Bumi dan Bangunan (PBB) terealisasi 99,92 persen. “Pajak parkir sukses dan mencapai realisasi 105,61 persen,†kata Daud.
Daud mengakui jika target pendapatan pajak tahun ini sangat berat mengingat iklim perekonomian nasiÂonal memang sedang lesu. “Tahun 2016, target pajak kembali dinaikkan menjadi Rp680 miliar. Naik sekiÂtar 30 persen dari target tahun ini. Prioritas kami adalah mengharapkan reklamasi data baru NJOP tanah dan banguÂnan,†kata dia.
(Yuska Apitya Aji)