JAKARTA,TODAY — Kasus penganiayaan terhadap pemÂbantu rumah tangga (PRT) berinisial T yang diduga diÂlakukan anggota DPR Ivan Haz dan istrinya, mendapat tanggapan luas. Bahkan muÂlai melibatkan banyak piÂhak. Lembaga Bantuan HuÂkum Jakarta dan para aktivis pendamping T yang melapor ke Polda Metro Jaya, memÂbeberkan apa saja kekerasan tersebut.
“Terkait kasus penganiayÂaan PRT yang beredar oleh Ivan Haz bersama istrinya, sudah terjadi sejak Juli hingga September, terjadi di rumah tersebut korban mengalami peÂnyiksaan sampai saat ini menÂgalami perlindungan,’’ ucap Bunga Siagian, Jaringan NasiÂonal Advokasi Pekerja Rumah Tangga ( Jala) dalam konferÂensi pers kasus kekerasan terÂhadal PRT di gedung Lembaga Bantuan Hukum, Jl DiponeÂgoro, Jakarta Pusat pada MinÂggu (04/10/2015). Siang dan malam, kata Bunga, pemÂbantu T mengalami pukulan, banyak luka termasuk di kepala, tangan telinga, dan beberapa bagian tubuh lainnya. ‘’Banyak pelanggaran yang dilakukan anggota DPR tersebut,†katanya.
Korban sering mendapat pukulan dengan tangan ataupun benda keras, tenÂdangan, dan tamparan dari pelaku. Serta, perkataan kasar lainnya juga kerap dialami korban.
Di dalam pernyataannya, korban menÂgaku hanya diberi makan oleh majikan satu kali dalam sehari di malam hari dan upah 2 bulan terakhir belum dibayarkan.
“Korban bekerja sejak 2 Mei, kami menyesalkan, faktanya salah satu anggota dewan melakukan tindakan kekerasan,†ucap Lita Anggraini, Koordinator Jala PRT LBH Jakarta.
Kekerasan dan penyiksaan PRT beriniÂsial T ini terjadi di rumah apartemen terlÂapor. LBH mendesak MKD melakukan tinÂdakan tegas. Selain itu, LBH juga mendesak aparat tidak pandang bulu.
“Sekali pelaku dibiarkan atau hukuman ringan, dia akan melakukan pengulangan ke PRT selanjutnya. Kami memperingatÂkan segera menindak tersangka ataupun membeda-bedakan apapun jabatannya,†sambung Lita.
LBH juga mendesak bahwa pemerÂintah untuk memberikan perlindungan dan menjamin atas keselamatan korban dan saksi serta tim kuasa hukum yang mendapat tekanab dari pelaku dan berbÂagai pihak.
Menteri PPA Yohana Yembise sebelÂumnya berkomentar, jika kasus ini benar adanya, maka para anggota DPR harus diÂberi peringatan.
“Saya juga menyesali kenapa terjadi seperti ini, karena kami kan tugasnya meÂlindungi perempuan. Kalau terjadi seperti ini ya itu harus kita memberi peringatan kepaÂda DPR untuk lebih hati-hati,†kata Yohana.“Siapapun orang, di mana pun, latar beÂlakang dia tetap harus melindungi peremÂpuan-perempuan kita. Perempuan IndoneÂsia adalah perempuan hebat,†lanjutnya.
Anggota DPR dari Fraksi PPP Ivan Haz sudah membantah menganiaya pembantu rumah tangga (PRT) yang berinisial T terseÂbut. Ivan yang dikonfirmasi menegaskan, perempuan yang menjadi baby sitter itu jatuh dari pagar dan terluka.
“Apa benar anggota DPR yang melakuÂkan penganiayaan adalah Anda?†tanya wartawan kepada Ivan Haz lewat SMS.
Tak membalas SMS tersebut, Ivan Haz langsung menelepon wartawan yang menÂgiriminya SMS.
“Dia jatuh, luka, dia bilang dianiaya. Kalau luka di kuping bisa bisul pecah. saya tahu saya siapa, apalagi orangtua saya juga baik-baik,†kata Ivan Haz langsung menÂjawab pertanyaan. “Saya tahu saya siapa, apalagi orang tua saya juga baik-baik,†kata Ivan.
Ivan menyesalkan adanya laporan ke polisi atas dugaan menganiaya PRT. “Tidak ada itu, bahkan saya sangat menyesalkan. Kenapa tidak baik-naik dibicarakan, anak itu kabur melewati pagar yang cukup tinggi dan bisa terluka,†kata dia lagi.
Dia menyebut babby sitter tersebut melompat pagar dan terluka. Luka terseÂbut bukan disebabkan oleh penganiayÂaan. “Jangan bilang jadi suster tapi nggak mengerti tugasnya. Nah, pas ada kejadian, istri saya marah. Malah dia kabur lewat. pagar atas. yang tinggi,†kata Ivan lagi.
Tak jelas betul soal “kejadian†yang dia maksud. Dia menjelaskan lewat teleÂpon tanpa memberi banyak waktu tanya jawab. Yang jelas, dia menilai banyak yayasan baby sitter tidak bisa dipercaya.
Dia menyebut, soal “anak yang menÂgalami celaka†dalam penjelasannya soal baby sitter. Seharusnya, bila anak menÂgalami celaka, maka dilaporkan ke orang tuanya, dalam hal ini Ivan dan istri.
“Jadi gini, umumnya yayasan tidak bisa dipercaya, yayasan semua menipu saya. Sebelum mereka datang, saya bilang kerja baby sitter tanggung jawabnya berat. KeÂnapa? Karena nyawa anak kita yang diberiÂkan Allah SWT, kita yang jaga orang tua. SeÂhingga kalaupun anak celaka ya dilaporkan ke saya,†tutur dia.
Soal luka yang diderita baby sitter yang bersangkutan, Ivan menuturkan itu bukan luka dari penganiayaan. “Dia jatuh, luka, dia bilang dianiaya. Kalau luka di kupÂing bisa bisul pecah. saya tahu saya siapa, apalagi orangtua saya juga baik-baik,†kata putra Wapres ke-9 Hamzah Haz ini.
(Alfian Mujani/dtc)