TROFI Liga Primer Inggris akhirnya sampai juga di Kota Leicester. Kemenangan Leicester City 3-1 atas Everton pun menegaskan jika gelar juara yang mereka pastikan pada pekan ke-36 bukanlah kebetulan. Melainkan hasil kerja keras.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Kini, The Foxes harus mengÂhadapi kenyataan harus meÂmainkan peran sebagai rookie di Liga Champions musim depan. Pasalnya, Liga Champions meruÂpakan kompetisi yang identik dengan torehan sejarah para kontestannya. Dan Leicester, baru musim depan berkecimÂpung disana.
“Saya pikir banyak kalangan yang tidak percaya kami bisa memenangkan gelar juara Liga Inggris. Kami bisa memenangÂkan itu dan salah satu kuncinya adalah kami terus berkonsenÂtrasi dan mengabaikan semua hal yang menggelayuti pikiran kita. Agar kami bisa melakukan pekerjaan yang baik di lapanÂgan,†ungkap kapten The FoxÂes, Wes Morgan dikutip BelfastÂtelegraph.
Selain mengabaikan semua hal yang ada dalam pikiran peÂmain, Morgan juga menjelaskan kunci keberhasilan tim yakni mengesampingkan ego dan berusaha keras untuk selalu memainkan permainan dengan benar. Itulah mengapa skuat selalu menyebut jika The Foxes layak mendapatkan trofi juara Liga Inggris ini.
“Kebersamaan tim bisa diÂkatakan sebagai kunci keberhasÂilan Leicester. Karena tidak ada ego dalam tim kami dan kami bekerja begitu keras, sehingga kami layak mendapatkannya,†ungkap Morgan.
Pencapaian luar biasa yang dicetak Leicester telah menganÂtarkan mereka tampil di Liga Champions untuk kali pertama. Ketika disinggung bagaimana perasaan tim ketika mengetaÂhui bakal pentas di kompetisi antarklub Eropa musim depan, Morgan mengaku masih belum percaya.
“Liga Champions? Saya tidak tahu apa rasanya, tapi saya akan menikmati setiap menitnya,†tuÂtup kapten Leicester.
The Foxes memang sudah memastikan gelar perdana sepanjang sejarah klub itu saat bermain imbang 1-1 dengan ManÂchetser United di Old Trafford akhir pekan lalu. Namun, itu tak mengendurkan permainan JaÂmie Vardy dkk. Tentu mereka tak ingin penyerahan trofi ternoda.
Bahkan, The Godfather-manajer Claudio Ranieri menÂgancam para pemainnya jika sampai tak meraih poin penuh dari Everton di kandang sendiri. Tak tanggung-tanggung, The Tinkerman pun siap ‘memÂbunuh’ anak asuhnya itu.
“Saya akan membunuh merÂeka dengan tangan kosong, saya akan mencekik mereka. Tugas kami adalah bermain, ini harus menjadi laga bagus dan Everton ingin menekuk kami. Saya memÂberi waktu lebih untuk berlibur kepada para pemain sebagai hadiah, tapi saya melihat merÂeka latihan dan yang saya lihat bagus,†kata Ranieri.
Wenger Sakit Hati
Manajer Arsenal, Arsene Wenger mengaku gondok meÂlihat trofi Liga Primer jatuh ke tangah leicester City. bagaimana tidak, karena awalnya, The GunÂners lah yang digadang-gadang bakal meraihnya sejak awal musim ini.
Arsenel mengawali tahun 2016 dengan memuncaki klaseÂmen lewat performa apik dalam tiga bulan ke belakang. Namun, sejak main imbang 3-3 dengan Liverpool di Anfield, performa mereka menurun drastis.
“Tentu saja menyakitkan melihat Leicester jadi juara. Jika ada seseorang yang lebih baik ketimbang Anda, maka Anda harus menerimanya dan Leicester lebih baik dari yang lain,†ujar Wenger di Soccerway.
“Apakah Anda berpikir City dan Tottenham tidak menyesal, atau Manchester United? Inilah kompetisi. Kami kerap terpeleÂset melawan tim-tim kecil. KenaÂpa? Saya tidak tahu. Kami punya problem saat main kandang dan kehilangan banyak poin melaÂwan tim-tim yang main bertahÂan. Kami tidak mencetak banÂyak gol dan kekurangan kami di situ,†kata pria Prancis itu.
Inspirasi Dunia
Bagi Vice Chairman LeicesÂter City, Aiyawatt SrivadÂdhanaprabha, menjuarai Liga Inggris bagi klub sekelas mereÂka merupakan capaian fenomÂenal dan bisa menjadi inspirasi bagi dunia. Banyak yang tidak menyangka performa klub yang identik dengan warna biru tersebut begitu luar biasa musim ini.
Jika berkaca pada kiprah mereka musim lalu yang berÂjuang menghindari zona deÂgradasi, tentu apa yang merÂeka capai musim ini adalah hal fenomenal.
“Apakah ini keajaiban? Ini adalah hal yang penuh inspiÂrasi karena banyak orang yang membicarakan hal ini. Kami membuat standard dari olahraÂga dan inspirasi untuk seluruh dunia,†kata SrivaddhanaprabÂha seperti dilansir dari SoccerÂway, Sabtu.
“Bukan hanya olahraga, tetapi juga hidup. Jika orang-orang menggunakan Leicester sebagai standar, jika mereka berjuang, mereka mencoba, maka pada suatu saat mereka akan mendapatkannya,†jelas Srivaddhanaprabha.
(*/Net)