BOGOR, TODAY — Program pemÂbangunan kawasan Silicon Valley yang dipusatkan di Sentul City, BaÂbakanmadang, Kabupaten Bogor, dimatangkan tahun ini. PT Sentul City Tbk (BKSL) saat ini fokus menÂjaring kerjasama dengan invesÂtor asing maupun domestik guna mengembangkan kawasan Sentul City tahun ini. Hal itu merupakan strategi untuk ekpansi di tengah keterbatasan keuangan.
Untuk mewujudkan program prestisius tersebut, PT Sentul City Tbk (BKSL) resmi melakukan kerÂjasama PT PP Properti Tbk (PPRO) untuk mengembangkan tiga tower apartemen di kawasan Central Business Distric (CBD) Centtera Sentul City.
Kedua emiten akan mengemÂbangkan apartemen segmen menengah bertajuk Verdura. Tower pertama dari proyek tersebut akan diluncurkan Mei atau Juni 2016. “Kami masih mau persiapÂkan target-target sebelum dilunÂcurkan,†kata Giyoko Surachmat, Direktur Pengembangan Bisnis PPRO dalam acara penandatangan nota kerÂjasama antara BKSL dan PPRO di Bogor, Rabu (9/3/2016).
Giyoko mengatakan, ketiga apartemen tersebut akan dikembangkan secara bertahap. Satu tower apartemen terdiri dari sekitar 600 unit sehingga total unit yang akan ditawarkan dari proyek kerjasama tersebut mencapai sekiÂtar 1800 unit. Satu unit apartemen memiliki luas mulai dari 27 meter persegi (m2).
Keith Steven Muljadi, Presiden Direktur BKSL mengatakan setiap unit apartemen akan dibanderol dengan harga sekitar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar. Steven mengaku sangat senang bisa bekerjasama dengan PPRO. “Kami sangat menghargai kepercayaan yang telah diberikan oleh PP Properti. Bagi kami, PP Properti meruÂpakan mitra yang dapat memperkuat komitÂmen memberikan kehidupan berkualitas tinggi bagi masyarakat,†imbuh Steven.
Proyek apartemen Verdura akan dikemÂbangkan oleh perusahaan patungan dengan PT Sentul PP Properti dengan porsi kepemilikan sebesar 51% digenggam BKSL dan 49% PPRO.
Verdura Apartment merupakan hunian vertikal berkonsep modern green living yang terletak persis disamping retailer nomor 1 JeÂpang, AEON Mall Sentul City.
Kedepan, lanjut Steven, BKSL dan PPRO masih akan terus bekerjasama untuk pengembangkan proyek lain di Sentul City. Dia mengatakan kerjasama antara keduanya berlangsung dalam jangka panjang. “Nanti ada ada kerjasama strategis lagi, namun di luar kawasan CBD Centerra,†katanya.
Steven juga mengatakan, pihaknya akan pro aktif mencari partner strategi. Setelah berhasil PT PP Properti Tbk (PPRO) mengemÂbangkan tiga tower apartemen, BKSL juga akan berkerjasama dengan investor asing. “Kita masih jajaki kerjasama dengan pihak lain dan kita harapkan bisa tahun ini,†ujarnya.
Steven klaim prospek kawasan Sentul City masih cukup menarik. Menurutnya ada tiga faktor positif yang membuat prospek kaÂwasan tersebut masih cukup cerah.
Pertama, harga lahan di Sentul City jauh lebih murah dibanding dengan kawasan suÂperblok lainnya seperti di BSD, Alam Sutera, Karawang, dan Cikarang. Harga lahan di SenÂtul City masih sekitar Rp 5 juta-Rp 7 juta per meter persegi (m2), jauh lebih murah dibandÂingkan kawasan lainnya yang sudah mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 jutaan per m2.
Saat ini, BKSL telah memiliki izin lokasi di Sentul City dan Jonggol mencapai 33.000 ha. SeÂmentara total land bank BKSL mencapai 15.000 ha dan 3.100 diantaranya ada di Sentul City.
Kedua, proyek Light Rail Transit (LRT) usunÂgan pemerintah yang nantinya akan sampai ke pintu masuk Sentul City akan membuat pamor kawasan tersebut semakin naik. Saat ini, resiÂdential di kawasan tersebut bersifat resort deÂvelopment yakni pemilik rumah hanya menemÂpati rumahnya pada saat weekend saja karena akses transpotasi menuju Jakarta sangat sulit.
“Dengan LRT jarak tempuh ke Jakarta hanÂya akan mencapai 40 menit. Ini membuat prosÂpek Sentul City akan berubah,†ujar Steven.
Ketiga, penurunan suku bunga akan menÂdorong pertumbuhan sektor properti. Steven bilang, kenaikan properti sigle digit akan memÂbuat idnustri properti booming tahun ini.
Tahun lalu, BKSL juga telah bekerjasama dengan pengembang mall asal Jepang untuk membangun Aeon Mall di kawasan CBD CentÂtera. Di kawasan seluas 8,8 hektare (ha) ini, BKSL juga akan membangun satu office tower, satu hotel dan 7 apartemen. Total investasi untuk keseluruhan proyek ini diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun.
Steven menjelaskan, BKSL telah meranÂcang master plan pengembangan Sentul City kota hijau yang berkelanjutan dan inovatif bagi masyarakat dalam 10 sampai 20 tahun ke depan. Untuk menggarap masterplant terseÂbut, BKSL menggandeng konsultan PT Ikom.
Selain itu, BKSL telah menjalin kerjasama strategi dengan Group 70 International yakni perusahaan arsitek asal Hawai untuk proyek pembangunan superblok di daerah Sumur Batu dengan area seluas 140 hektare. NantinÂya, area Sumur Batu akan menjadi Silicon ValÂley Indonesia, kawasan teknologi terkemuka dengan nama Sentul City Tech Center.
BKSL juga baru melakukan penandatanÂgan kerjasama penjualan dengan enam masÂter franchise properti terkemuka yang terdiri dari ERA, Ray White, LJ Hooker, Century 21, PROMAX, serta RE/MAX.
“Kerjasama ini akan memperkuat visi kami untuk menjadi pengembang perkotaan hijau di selatan kota Jakarta. Kami bertujuan untuk memastikan kualitas hidup yang tinggi bagi para penghuni dengan menggabungkan suasana alam, fasilitas gaya hidup premium dan kemudahan akses,†kata Steven.
(Yuska Apitya Aji)