701621_11040629092015_darminMENTERI Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution, kemarin mengikuti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) sebagai wakil pemerintah. Menurut Darmin, salah satu materi yang dibicarakan dalam RDG adalah situasi moneter terkini.

Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]

Nah itu tadi dibuat presentasi dan gam­bar, menurut BI situasi moneter rela­tif agak longgar dan likuiditasnya juga tidak terlalu ter­tekan,” ujar Darmin di kantornya, Rabu (13/1/2016).

Namun, Darmin enggan me­rinci lebih jauh maksud situasi moneter yang longgar tersebut. Dia juga juga menolak menjelas­kan saat ditanya apakah pemer­intah meminta BI untuk memang­kas tingkat suku bunga. “Ya, kita pokoknya membicarakan banyak hal, saya nggak perlu bilang saya ngomong apa,” katanya.

Darmin menambahkan, se­lain moneter, dalam RDG terse­but juga dibahas tentang in­vestasi di bidang infrastruktur. Misalnya, cukup banyak kontrak kerja sama investasi yang sudah ditandatangani meskipun belum semuanya berjalan.

BACA JUGA :  Laga Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 Disorot Media Internasional

Lalu, tentang anggaran belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur yang sudah dipakai sejak awal tahun. “Anggaran yang lebih awal mulai dilaksanakan, mulai ditenderkan, itu akan mem­butuhkan likuiditas lebih besar se­hingga ya tentu BI akan membuat kalkulasi,” tutur Darmin.

Tak Tentukan Rate

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia BI untuk pertama ka­linya akan melibatkan pemer­intah. Meski ikut dalam RDG, pemerintah tidak akan ikut pen­gambilan kebijakan BI, seperti suku bunga acuan atau BI rate. “Memang RDG itu kalau pemer­intah misalnya diundang itu ti­dak ikut mengambil keputusan. Jadi mereka solusi yang diambil bikin dua hari,” kata Darmin.

Darmin mengaku juga ti­dak akan mempengaruhi atau mengarahkan Dewan Guber­nur untuk menurunkan atau menaikkan suku bunga acuan. Sebab itu sudah diatur dalam undang-undang (UU) dan men­jadi kewenangan BI. “Tentu saja keputusannya ada di BI karena pemerintah tidak ikut ambil keputusan,” tegasnya.

BACA JUGA :  Mahkota Binokasih dan Artefak Perjalanan Islam Dipamerkan di Perpustakaan Kota Bogor

Mantan Gubernur BI tersebut menambahkan bahwa dengan mekanisme seperti ini, maka akan mempererat koordinasi an­tara kedua pihak. Apalagi dengan kondisi perekonomian sekarang yang banyak tantangan ke depan­nya. “Ya udah pasti lebih bagus lah koordinasinya,” imbuhnya.

Sebelumnya, pemerintah su­dah memiliki forum koordinasi dengan BI dalam nama Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Ini juga meli­batkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Tapi kan FKSSK itu lebih ban­yak untuk membicarakan situasi stabilitas sistem keuangan, kalau ada bank yang bermasalah, kalau ada sektor keuangan yang ber­masalah, lebih banyak di sana,” terang Darmin.

============================================================
============================================================
============================================================