Untitled-12

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyiapkan anggaran belanja modal Rp4,5 triliun di 2015 untuk memacu ekspansi perusahaan. Alokasi anggaran yang seluruhnya berasal dari kas internal tersebut naik 15,3 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp3,9 triliun. Dana tersebut salah satunya dialokasikan untuk merampungkan pabrik semen P-14 di Citeureup, Kabupaten Bogor

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Pabrik P-14 di Citeureup, ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal IV/2015. Proyek dengan investasi Rp6 triliun itu akan menelan belanja modal tahun ini sebesar Rp2 triliun. “Pabrik semen P-14 Citeureup ini memiliki k a p a s i – tas produksi 4,4 juta ton per tahun. Penyelesaian pabrik di Citeureup membutuhkan dana Rp2 triliun dari total investasi Rp6 triliun,” ungkap Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya. Sisa dana belanja modal, lanjut dia, akan digunakan untuk investasi gas turbin pabrik Citeureup senilai USD35 juta hingga USD36 juta. Kapasitas gas turbin yang akan digunakan untuk memasok listrik milik sendiri itu mencapai 73 megawatt sebagai pengganti 2 gas turbin sebelumnya 30 megawatt. Ekspor Melesat Indocement juga mengumumkan penjualan semen domestik pada kuartal I/2015 anjlok 8,1 persen berlawanan dengan ekspor yang melesat 25,6 persen. Christian mengatakan, volume penjualan semen perseroan mencapai 3,94 juta ton pada triwulan pertama tahun ini, lebih rendah dari sebelumnya 4,29 juta ton. Akan tetapi, volume penjualan ekspor semen perseroan meroket menjadi 21.000 ton pada periode Januari-Maret 2015 dari sebelumnya 17.000 ton. Secara keseluruhan, volume penjualan melorot 8 persen menjadi 3,96 juta ton dari 4,31 juta ton (YoY). “Volume penjualan semen curah naik 10 persen, tetapi semen buck turun 12 persen karena market lagidown. Semua datang ke daerah besar yang menjadi market kami yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, sehingga pertumbuhan kami tertekan,” jelas dia. Menurutnya, perlambatan perekonomian secara umum dalam kuartal pertama tahun ini mendorong turunnya konsumsi semen domestik hingga 3,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Volume penjualan semen perseroan terkena dampaknya yang membuat pangsa pasar tergerus menjadi 38,5 persen pada kuartal I/2015 dari sebelumnya 30 persen. Indocement memilih untuk lebih selektif melakukan penjualan di daerah- daerah yang memberikan margin lebih baik. Emiten berkode saham INTP tersebut mengantongi pendapatan bersih Rp4,32 triliun pada kuartal I/2015, turun 3,8 persen dari sebelumnya Rp4,49 triliun. Hal itu diakibatkan oleh permintaan pasar yang lebih lambat dibandingkan dengan harapan. Laba kotor yang diraup INTP terkoreksi 2,3 persen menjadi Rp1,92 triliun dari Rp1,97 triliun pada 2014. Sebaliknya, laba usaha meningkat 4,5 persen menjadi Rp1,27 triliun dari Rp1,22 triliun. Pada periode tersebut, perseroan meraup laba bersih Rp1,11 triliun, naik 4,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,06 triliun. EBITDA meningkat 5,2 persen menjadi Rp1,5 triliun dari Rp1,43 triliun.

BACA JUGA :  Cemilan Rumahan dengan Donat Labu yang Sedang Viral Kelezatannya

(Apriyadi Hidayat/*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================