Sementara itu, tumpukan CD/VCD/DVD bajakan di deretan lapak di basement sebuah mal di daerah Jakarta Selatan sangat mencolok mata dan mengoyak akal sehat. Bagaimana bisa, di tengah upaya pemerintah menegakkan aturan tentang antipembajakkan, di mal itu warga disuguhi barbarisme dalam dunia seni secara telanjang.
Apalagi saat ini, para seniman tanah air sedang berupaya keras untuk menghasilkan karya yang baik dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Berbagai macam jenis CD/VCD/DVD bajakkan dijual, seperti lagu atau film dari dalam negeri dan juga luar negeri.
Pada basement mal tersebut, terdapat beberapa toko yang menjual CD/VCD/DVD bajakan. detikcom siang ini, Senin (18/5/2015), mencoba mengunjungi salah satu toko yang ada di mal tersebut yang menjual sekitar 1.000 CD/VCD/DVD bajakan.
Ketika sampai di toko tersebut, sang penjual dengan gesit menawarkan berbagai macam CD/VCD/DVD bajakkan yang ia jual. Mulai film Indonesia, Korea, hingga Barat.
“Iya mas, cari apa? Film Korea, Barat, Indonesianya. Kartun dan lagu juga ada,” sapa sang penjual dengan ramah.

Penjual perempuan bernama Marni tersebut kemudian menyodorkan beberapa film baru seperti Twenty, The Man from Macau, dan Penguin. Harga-harga CD/VCD/DVD tersebut pun bervariatif.
Misalnya saja, untuk CD musik dalam negeri, Mirna menjual perkepingnya Rp 6 ribu, VCD film dalam negeri, perkepingnya Rp 15 ribu, sedangkan untuk DVD film dalam negeri, perkepingnya Rp 18 ribu. Untuk CD musik luar negeri, Marni menjual perkepingnya Rp 8 ribu, VCD film luar negeri, perkepingnya Rp 10 ribu, sedangkan DVD film luar negeri, perkepingnya Rp 15 ribu
Saat ditanya mengenai perbedaan harga tersebut, Mirna menjelaskan bahwa CD/VCD/DVD bajakkan dalam negeri lebih mahal daripada luar negeri karena hasil karya dari seniman dalam negeri lebih susah dibajak daripada hasilkarya seniman luar negeri. Ia lalu mencontohkan, antara Film Cinta Strawberry (Indonesia) dengan Cinderella (Barat), bajakan Cinderella lebih dulu keluar dibanding Cinta Strawberry walaupun duluan Film Cinta Strawberry yang diputar di bioskop-bioskop.
“Harga (CD/VCD/DVD) Indonesia lebih mahal dibanding yang luar karena yang kita (Indonesia) susah dibajaknya. Dan keluarnya lebih lama. Jadi mahalnya itu karena lamanya film keluar,” ujarnya.

BACA JUGA :  Pencok Kentang Betawi, Makanan Renyah yang Gurih Bikin Nagih

Menurut Mirna, penjualan CD/VCD/DVD bajakan lebih laku dan bisa mendapatkan untung besar dibanding yang original. Karena dengan harga CD/VCD/DVD bajakkan yang terjangkau itu, masyarakat bisa membeli berpuluh-puluh film atau lagu.
Misalkan DVD Film Penguin yang orginal bisa mencapai Rp 40 ribu untuk satu film, sedangkan yang bajakkan, harga Rp 15 ribu tersebut bisa untuk membeli film selain Penguin. Marni menjelaskan, CD/VCD/DVD bajakan yang ia jual, didapatnya dari sang pemilik toko yang juga mempunyai toko yang menjual CD/VCD/DVD bajakan di daerah Glodok, Jakarta Barat.
“Saya di sini hanya menjual. Biasanya bos ngirim barang (CD/VCD/DVD) tiap hari Selasa. Seminggu sekali atau kadang 2 minggu sekalilah,” tambahnya.
Saat disinggung mengenai bahayanya menjual CD/VCD/DVD bajakan, Marni mengatakan bahwa selama ia bekerja sekitar 2 tahun di toko CD/VCD/DVD bajakkan tersebut, belum pernah tokonya terjaring razia oleh aparat. Mirna sudah tahu kapan dan jam berapa biasanya aparat melakukan razia CD/VCD/DVD bajakkan.
Bila ada razia, Marni akan menutup tokonya tersebut. Lalu, bila razia sudah berakhir, keesokkan harinya toko akan buka kembali.

BACA JUGA :  384 Piala Penghargaan Kota Bogor Dipajang di Galeri dan Perpustakaan

Dan menurut penuturannya, tokonya tersebut selalu membayar iuran Rp 150 ribu kepada petugas keamanan setempat. Iuran tersebut untuk melindungi tokonya dari razia.
“Ini iurannya nggak resmi sih. Tapi terbukti amanlah kalau kita bayar iuran ke petugas keamanan sini. Sama-sama saling tolong menolonglah intinya,” tuturnya sambil sibuk melayani pembeli yang rata-rata anak muda.
Namun, meskipun industri itu menghidupi banyak orang, dan menyediakan CD/VCD/DVD murah, tetap saja tidak dapat dibenarkan. Ada begitu banyak seniman yang telah bekerja keras, dan itu layak dihargai dengan tidak membiarkan pembajakan berkembang subur. Stop piracy!

(Alfian M|detik)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================