170753220150424-Sekum-Persipura-Rocky-Bebena780x390PAPUA, Today-Sekretaris klub Persipura Jayapura, Rocky Be­bena, mengatakan Mutiara Hi­tam merupakan korban nyata dan mengalami kerugian san­gat besar sebagai imbas dari su­rat keputusan (SK) yang diter­bitkan Kementerian Pemuda dan Olahrara (Kemenpora), dengan membekukan PSSI.

Peristiwa gagalnya Tim Mu­tiara Hitam menjamu Pahang FA di babak 16 besar Piala AFC 2015, kata Rocky menyakiti ma­syarakat Papua.

Tidak keluarnya izin dsari pihak imigrasi kepada pemain asing milik Pahang FA karena merujuk pada SK pembekuan tersebut.

Persipura pun meminta, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) diminta ber­tanggung jawab atas tercoreng­nya nama Indonesia di mata du­nia akibat peristiwa Pahang FA.

Sebab saat itu, BOPI terlam­bat dalam memberikan reko­mendasi pemain asing dan tim asing yang akan bertanding di Indonesia.

Akibatnya, Boaz Solossa dan kawan-kawan terancam didis­kualifikasi dari babak knock out Piala AFC. “Kami anggap BOPI adalah sumber masalah,” pungkas Rocky.

Sementara itu, BOPI sendiri langsng menangkis tudingan yang diarahkan pada mereka. BOPI menegaskan komitmen mendukung perjuangan Persi­pura juga Persib Bandung pada ajang tersebut.

BACA JUGA :  Kang Jaya Cup Mini Soccer Turnamen, Cegah Maraknya Kenakalan Remaja

“Persipura dan Persib baru mengirim surat pada Jumat (22/05) sore kemarin. Padahal, BOPI memiliki prosedur tetap jangka waktu proses pembe­rian rekomendasi minimal tu­juh hari. Jadi, kalau BOPI mau bersikukuh sesuai prosedur, tak akan ada rekomendasi yang keluar,” tegsa staff Bidang Or­ganisasi BOPI, Rubby Saputra.

DPD Tinjau Ulang BOPI

Persatuan Sepak Bola Se­luruh Indonesia melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komite III Dewan Perwakilan Daerah RI membahas masalah Surat Keputusan pembekuan terha­dap PSSI.

“Kami ingin menyampai­kan dua poin dalam rapat ini. Pertama, kami ingin DPD RI mendesak Menpora segera mencabut SK pembekuan ter­masuk menaati amar putusan PTUN Jakarta setelah meneri­ma gugatan PSSI,” kata Erwin di Ruang Rapat Komite III DPD RI, Jakarta.

Kemudian poin kedua, kata Erwin, pihaknya juga meminta agar DPD meninjau kembali ke­beradaan Badan Olahraga Pro­fesional Indonesia (BOPI) terkait gagal bertanding­nya Persipura melawan Pahang FA dalam babak 16 besar Piala AFC.

BACA JUGA :  Bogor Football School, Wadah Anak-anak Kembangkan Sepak Bola

S e b e l u m ­nya, Wakil Ket­ua Umum PSSI Erwin Dwi Bu­diawan melaku­kan RDPU dengan Komisi X DPR RI pada Selasa (26/5) lalu.

Ia juga menginginkan agar Komisi X DPR mendesak Menpora untuk segera men­cabut SK pembekuan dan sank­si administratif terhadap PSSI.

“Alhamdulillah, kami ber­syukur saat PTUN Jakarta menerima gugatan PSSI dalam keputusan sela mereka. Kami ingin segera dicabut SK pem­bekuannya karena menghasil­kan dampak buruk bagi sepak bola Indonesia dan juga ter­ancam sanksi dari FIFA,” kata Erwin dalam RDPU dengan Komisi X DPR tersebut.

Menurut FIFA, kata Erwin, SK dari Kemenpora tersebut adalah suatu intervensi negara kepada federasi sepak bola. “Bila Men­pora mencabut SK pembekuan kepada PSSI otomatis kami akan cabut gugatan di PTUN,” pung­kasnya. (Imam/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================