JAKARTA, Today-Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud MattalÂitti mengaku masih was-was dengan adanya ancaman sanksi dari FIFA yang akan diturunkan pada 29 Mei mendatang.
La Nyalla sendiri kini memang tengah berada di Swiss guna melakukan pendekaÂtan kepada FIFA agar tak memberikan sanksi terhadap PSSI, namun sejauh ini upaya terseÂb u t b e Âlum membuahkan hasil.

“Saya memohon maaf kepada seluruh pecinta dan keluarga besar sepakbola Indonesia bahwa upaya dan usaha PSSI agar Menpora menÂcabut SK tersebut belum berhasil sampai hari ini,†ujar La Nyalla.
Dirinya memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, khususÂnya para pecinta dan keluarga beÂsar sepakbola Indonesia. Terutama, pemain, pelatih, wasit dan suporÂter serta pelaku industri sepakbola. Masa depan sepakbola Indonesia kini di ujung tanduk.
Selain itu, dampak negatif yang akan dirasakan adalah tak bisa berÂmainnya Timnas Indonesia di ajang internasional, yang terdekat adalah pentas SEA Games 2015 dan KualifiÂkasi Piala Dunia 2018 serta Kualifikasi Piala Asia 2019.
“Ribuan suporter pendukung Timnas tak akan bisa lagi memÂberi semangat tim Garuda yang merumput demi nama IndoneÂsia. Yang tak kalah penting, olahÂraga pemersatu dan perekat bangsa ini akan mati suri,†imÂbuhnya.
Semoga, besok (hari ini,red) mampu dimanfaatkan oleh Menpora untuk mengambil keputusan terbaik bagi bangsa Indonesia dengan menÂcabut SK tersebut.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam NahÂrawi menegaskan, akan bertangÂgungjawab jika Indonesia benar-benar mendapatkan sanksi dari FIFA.
Menurut dia, FIFA yang saat ini mempersiapkan kongres untuk peÂmilihan ketua baru juga menjadi sorotan dunia setelah ada beberapa petinggi yang ditangkap aparat keÂamanan di Swiss karena ada dugaan korupsi yang berlangsung cukup lama.
“Imam Nahrawi bertanggungÂjawab apapun itu sanksinya. Tapi saya yakin Indonesia tidak akan mendapatkan sanksi,†kata Imam.
Diberitakan beberapa media, seÂdikitnya ada enam pejabat tinggi FIFA yang ditangkap di antaranya wakil presiden serta presiden CONCACAF atau presiden federasi sepak bola Amerika Utara, Tengah dan Karibia. Pejabat yang ditangkap selanjutnya akan diekstradisi ke Amerika Serikat.
“Berarti di situ ada masalah. KareÂna itu rakyat jangan takut dan tak usah gentar. Kalau selama ini mengaÂgung-agungkan mereka sesungguhÂnya saat ini ada masalah yang sangat besar,†katanya menambahkan.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu menegaskan, sebagai bangsa besar pihaknya mengajak maÂsyarakat Indonesia tidak takut.
Karena apa yang dilakukan pemerÂintah saat ini adalah demi perbaikan persepakbolaan nasional.
Demi memajukan sepak bola nasiÂonal pihaknya telah menyiapkan konÂsep yang dinilai tepat dikembangkan di Indonesia termasuk akan memÂperkuat Pusat Pendidikan Latihan PeÂlajar (PPLP) yang saat ini sudah terseÂbar diseluruh Indonesia.
Demi mengasah kemampuan peÂmain yang selama ini belajar di PPLP, Kemenpora secara rutin menggelar kejurnas. Untuk tahun ini, kejurnas PPLP digelar di Pangkal Pinang. Ada 15 PPLP/ PPLD dan SKO yang turun. Selain itu ada perwakilan dari PertamÂina Soccer School.
“Kami juga akan kembali m e n g Âgulirkan Galadesa dan perÂserikat. Tentu dengan penÂgelolaan yang mendukung pelaksanaanÂnya jauh lebih baik,†kata pria yang akrÂab dipanggil Cak Imam itu.
(Imam/net)