NAMA Johnny Andrean memang sudah tidak asing lagi. Terutama bagi kaum wanita yang pernah memanjakan perawatan rambutnya di salon miliknya. Rupanya, tak hanya piawai mengurus salon, pria kelahiran Pontianak ini juga pendiri J.Co Donuts & Coffe serta BreadTalk di Indonesia. Seperti apa kisah dan perjalanan bisnisnya?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Kesuksesan Johnny Andrean tak lepas dari inÂsting dan naluri bisnisnya yang sangat tajam. Traveling adalah hobi Johnny yang seringkali memberinya inspirasi dan ide-ide kreatif unÂtuk membangun dan mengembangkan bisnisnya. Tak pelak bisnis salonnya kemudian sukses merambah dan merajai berbagai wilayah di seluruh penjuru tanah air.
Kesuksesan di usaha salon, ternyata tak membuat Johnny puas. Ia kemudian meluaskan bisnisnya ke bidang bisnis kuliner. Dengan ide kreatifnya, ia lalu membawa brand besutannya, Breadtalk, dari Singapura ke Indonesia dengan konsep baru yang kemuÂdian laris manis. Dengan insting bisnisnya yang menawan pula, Johnny kemudian mengekspansi lagi bisnisnya tahun 2005 dengan membuka gerai donat J.Co yang kini juga telah menjadi primadona masyarakat. Lalu seperti apakah kisah perjalanan bisnis Johnny Andrean seÂbenarnya?
Awal Merintis Bisnis Salon
Ilmu salon dari ibunya merupakan bekal dan modal Johnny untuk mengaÂwali bisnisnya tahun 80-an di tanah perantauan Jakarta. Dengan bekal itu jualah kemudian Johnny memÂbuka sebuah salon di ujung utara Jakarta.
Saat mengawali bisnis salon ini, Johnny mengakui perjalanÂnya tidak mudah dan mulus. Banyak rintangan dan halanÂgan yang menghadang perjalaÂnan bisnis salon Johnny AnÂdrean. Tantangan umum yang seringkali dialaminya adalah menjaga hairstylist mereka agar tetap mau bekerja di saÂlonnya.
Tahun 1998, rintangan terÂbesar dalam bisnisnya datang menghampiri dirinya. Saat itu 19 gerai salonnya menjadi koÂrban penjarahan orang-orang yang tak bertanggungjawab dalam peristiwa tragedi Mei 1998.
Meski demikian Johnny tak patah arang, ia bersama dengan karyawan setia dan sisa gerai salon yang ada mulai menata dan membangunkembali bisnisnya. Walau harus berpindah-pindah di antara salon yang masih beroperasi, Johnny dan karyÂawan setianya terus berjuang dan bekerja keras. HasilÂnya perlahan-lahan bisnis salonnya pun kembali tumÂbuh dan berkembang.
Setelah mulai bisa berkembang, Johnny mendirikan sekolah hairstylist bernama Johnny Andrean School & Training. Pendirian sekolah ini bertujuan untuk menghasilkan hairstylist yang kompeten dan profesional. Dengan bekal kehaÂlian tata rambut yang dimilikinÂya, lulusan dari sekolah ini nantiÂnya ditempatkan pada salon-salon Johnny Andrean yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Dirikan BreadTalk
Setelah sukses dengan bisnis salon, Johnny Andrean kemudian memutusÂkan untuk menjadi master franchise waralaba BreadTalk dari Singapura. SeÂbelum benar-benar membuka gerai perÂtamanya, Johnny Andrean pergi ke SingaÂpura dalam beberapa bulan untuk belajar mengolah roti. Setelah memahami seleuk beluk pengolahan roti , maka pada bulan Maret 2003 ia pun membuka gerai BreadTalk pertaÂmanya di Mal Kepala Gading, Jakarta.
Di tangannya, konÂsep waralaba BreadTalk yang telah ada dimodiÂfikasi dan dikreasikan sedemikan rupa hingga membuahkan hasil yang memuaskan. GeÂrai BreadTalk tersebut ia desain terbuka dan transparan, sehingga konsumen bisa melihat proses produksinya. AkiÂbatnya pengunjung pun tertarik berkunjung ke gerainya dan membeli roti yang diÂproduksinya, walaupun harganya tak bisa disebut murah.
Terobosan yang dilakukan JohnÂny ini dianggap merupakan sebuah strategi yang cerdas. Sebab selain konÂsumen bisa melihat proses pembuaÂtan roti, aroma wangi roti BreadTalk pun secara tidak langsung menyebar di area mall dan akan menarik selera pengunjung mall yang ada. Sekarang kesuksesan BreadTalk yang dirintis Johnny telah nampak dengan jelas pada dijumpainya gerai-gerai BreadTalk di mall-mall seluruh Indonesia.
Kemudian J.Co
Kesuksesan di bisnis salon dan roti BreadTalk tenyata tak membuat Johnny berpuas diri. Ia pun kembali melakukan ekspansi bisnis di industri beverage. Kali ini donat menjadi sasarannya. Saat akan membuka bisnis donat ini, Johnny sempat berpikir untuk menggunakan konsep yang sama dengan BreadTalk yaitu membeli hak waralaba dari luar negeri.
Namun setelah dianalisis, Johnny keÂmudian mengurungkan niatnya karena donat luar negeri dirasa kurang memenuhi standar. Analisis Johnny sendiri waktu itu memang tak sembarangan, ia mendapatkan ilmu dan wawasannya dari kegiatan survei dan risetnya ke berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan berÂbagai negara Eropa.
Walhasil, keputusannya untuk tidak memÂbeli waralaba luar negeri pun sangat tepat. Dengan membawa nama J.Co Donuts & Coffe, Johnny membuka gerai pertamanya tahun 2005. Dengan mengadopsi gerai terbuka seperÂti halnya BreadTalk, J.Co ternyata juga disambut pasar dengan luar biasa.
Dalam waktu singkat kini telah ada lebih dari 100 gerai J.Co yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air. Bahkan, J.Co pun telah merambah negara tetangga,seperti Malaysia, Singapura, Shanghai dan Filipina.
(MAX)