Menggelar dagangannya di Jalan Kebon Pedes No 65, Tanahsareal, Kota Bogor, Mega membuka Bubur Ayam Bareto dengan modal Rp30 juta. Dalam seÂhari, ia mengaku mampu menjual hingga 60 mangÂkok per hari saat weekend dan sedikitnya 30 mangÂkok sat weekday. “Saya jual Rp10 ribu untuk satu porsi dan Rp8 ribu untuk setengah porsi. Sebulan bisa omzetnya sampai Rp15 jutaan,†ungkap Mega kepada BOGOR TODAY.
Mengenai raciaknhya, Mega Takier mengaku rasa dan bumbu merupakan hasil ekpersimen yang ia coba di rumahnya. Dengan berbekal niat usaha dan juga mencoba resep-resep bubur ayam dari neneknya, kini ia sukses mendapatkan tempat di hati maÂsyarakat.
Ia menambahkan, Bubur Ayam Bareto mempunyai ciri khas yang membedakan dengan bubur lainnya yakni buburnya kental, sambalnya yang di racik sendiri sehingga rasa pedÂasnya berbeda, dan juga ayam cincangnya yang berbeda dengan bubur lainnya.
“Ayam cincang dan juga sambalnya ga bakalan diteÂmui dimanapun karena ini kreasi saya sendiri, saya sendiri yang meracik ayam, sambal dan buburnya,†aku dia.
Dia juga memberikan peluang kemitraan usaha bagi orang yang ingin membuka Bubur Ayam Bareto. Cukup dengan membeli ayam dan sambal yang diÂracik olehnya sendiri, mitra tersebut boleh dengan bebas menggunakan nama Bubur Ayam Bareto. “Jadi, cukup beli ayam dan sambal dari saya saja. Simpel. Tidak perlu investasi sekian dan berbelit,†ungkapnya.
Niat Mega mendirikan usaha ialah untuk menÂgurangi angka pengangguran di Kota Bogor dengan merekrut pegawai dan juga membantu orang yang ingin usaha seperti dia. “Baru sebulan saya buka saya sudah rekrut satu pegawai. Kalo setahun mudah-muÂdahan 12 pegawai,†ujarnya, lalu tersenyum.
(Guntur Eko Wicaksono)