Jelang dibukanya Pendaftaraan Peserta Didik Baru (PPDB) 2015, tak hanya sektor konveksi yang kebanjiran pesanan seragam sekolah. Permintaan sektor furniture, khususnya meja belajar pun ikut terdongkrak. Seperti yang dialami oleh perusahaan furniture terbesar di Indonesia, PT Cahaya Sakti Furnitraco, lewat brand Olympic.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

General Manager Marketing Olympic, Riano Adjie, mengungÂkapkan tingginya perminÂtaan meja belajar pada moÂmen tahun ajaran baru tersebut merupakan siklus tahunan yang terjadi seÂtiap Mei hingga Juli. “Tahun lalu kita berhasil menjual sekitar 80 ribu unit. 2015 ini kami targetkan 100 ribu unit meja belajar bisa terserap pasar,†ungkap Riano AdÂjie kepada BOGOR TODAY di kanÂtornya, Jalan Kamu Sari, Cibuluh, Kota Bogor.
Riano menambahkan, taÂhun ajaran baru memang sangat berdekatan denÂgan momen Puasa dan Lebaran, sehingga maÂsyarakat terkonsenÂtrasi kepada pembelian kebutuhan pokok dan pakaian. “Furniture menjadi nomor yang kesekian untuk dibeli, tapi kebutuhan meja beÂlajar tidak bisa ditahan karena kebutuhan sekolah. Orang tua biasanya memberikan hadiÂah berupa meja belajar agar anaknya giat dan nyaman belaÂjar di rumah,†terang dia.
Untuk memacu penjualan tersebut, Olympic menggelar program back to school hingÂga akhir Juli 2015. Berbagai varian meja belajar yang dituÂjukan untuk berbagai jenjang pendidikan ditawarkan. UnÂtuk harga pun bervariasi, muÂlai dari Rp349 ribuan hingga Rp1 jutaan. “Bahkan, kami berikan hadiah langsung berupa satu unit color box yang unik,†katanya.
Selain meja belajar, lanjut Riano, Olympic juga menaÂwarkan produk penunjang, seperti lemari anak, tempat tiÂdur anak dan lain sebagainya. “Ada special price dari OlymÂpic,†imbuh dia.
Terpisah, Presiden DirekÂtur Olympic Furniture, Au Bintoro, mengungkapkan bahwa pasar meja belajar menjadi salah satu penyumÂbang terbesar pada pendaÂpatan perusahaan. “Olympic pertama kali muncul pada 1982 memang sudah dikenal sebagai produk meja belajar berkualitas. Jadi, secara turun temurun konsumen sebagian besar menggunakan produk kami,†ungkap Au kepada BOÂGOR TODAY.
Namun, saat ini trennya sedikit berubah seiring denÂgan perkembangan teknologi. “Sejak 10 tahun terakhir, trenÂnya lebih ke meja komputer. Soalnya banyak orangtua yang memberikan fasilitas komÂputer kepada anaknya untuk menunjang kegiatan belajar mereka. Tapi untuk TK atau SD masih banyak juga yang pakai meja belajar biasa. UnÂtuk itu kami hadirkan meja beÂlajar dengan desain dan warÂna yang lebih menarik agar anak-anak suka,†jelasnya.
Olympic, kata Au, juga hadÂir dalam kegiatan Jakarta Fair 2015 di PRJ Kemayoran. “Di sana kami berikan harga meÂnarik. Bahkan, setiap pembelÂian Rp1 juta, akan mendapatÂkan lucky dip dengan hadiah motor sport, LED TV, smartÂphone dan ribuan hadiah lainÂnya,†pungkasnya.
Perlambatan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonoÂmi kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen, melambat dibanding pertumbuhan ekonomi pada periode sama tahun lalu yang mencapai 5,14 persen.
Hal tersebut diakui GenÂeral Manager Marketing Olympic, Riano Adjie, cukup berpengaruh terhadap penÂjualan. “Sektor furniture juga ikut terimbas. Sisi penjualan menurun. Untungnya tidak terlalu terpuruk. Awal tahun terimbas cukup besar, tapi kuartal bisa terlihat semakin membaik buat kami. Kita harapkan semester kedua bisa lebih baik lagi dengan merÂevisi aktivitas kami yang lebih agresif,†ujarnya.
Olympic meprediksikan perÂtumbuhan tahun ini sebesar 20 persen dari tahun sevelumnya. “2014 kita mampu tumbuh 23 persen. Awalnya kami targetÂkan pertumbuhan 25 persen di 2015, tapi ya itu tadi karena perlambatan ekonomi. Saya rasa target 20 persen sangat reÂalistis,†katanya.
Saat ini penyerapan terÂbesar untuk produk Olympic terjadi di pulau Jawa dan SuÂmatera. Daerah lain, menurut Riano, juga banyak tapi tidak seagresif Jawa dan SumatÂera. “Kita memiliki sekitar 50 cabang di seluruh IndoneÂsia, bahkan hingga Papua. 30 persen produk kami juga telah di ekspor ke 30 negara. PenyÂerapan besar di negara-negara timur tengah,†pungkasnya.
(Apriyadi Hidayat)