BANDUNG, Today – Bek PersÂib Bandung, Ahmad JufriÂyanto, tidak bisa berbuat apa-apa tentang rencana timnya akan membubarÂkan diri akhir Juni ini.
Jupe, begitu ia dipanggil, hanya bisa pasrah melihat tim yang dibawanya juara musim lalu harus bubar kareÂna kondisi persepakbolaan Indonesia. Hingga Senin (8/6) polemik antara Menpora dan PSSI masih belum menemuÂkan titik terang.
Apa yang ditakutkan oleh Jupe dkk akhirnya bakal menjadi kenyataan. Tim yang dibangun bersÂama-sama di bawah besutan Jajang NurÂjaman selama dua setengah musim terÂakhir dan menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014 harus usai karena kondisi yang cukup pelik.
“Sedihlah, akhirnya seperti ini. Ini yang ditakutin sama peÂmain, kalau sampai jadi dibubaÂrin kita pasrah mau gimana lagi,†ungkap Jupe.
Pasca digembor-gemÂborkan beberapa media mengenai pembubaran timnya, Jupe pun kembali memikirkan untuk mengiÂkuti sepak bola antar kampung atau biasa disebut tarkam.
Awalnya Jupe tidak ingin menÂgambil resiko akan keikutsertaanÂnya di sepak bola tarkam, namun karena kondisi yang terdesak, kali ini ia rela untuk mengikuti tarkam.
“Kemarin belum kepikiran saya main tarkam, kalau sekarang setelah situasinya seperti ini ya mungkin bakalan terjun juga. Udah ada yang nawarin,†akunya.
Pemain berlabel timnas inipun menuturkan kondisi kisruh sepak bola secara finansial sangat memÂpengaruhi kehidupannya ke depan.
Beruntung bagi para pemain yang sudah memiliki bisnis atau ladang usaha. Namun miris bagi yang hanya menggantungkan hidupnya dari bermain sepak bola.
“Finansial pasti menurun, kareÂna kita kan penghasilannya hanya dari situ (sepak bola,red). Mungkin ada berapa pemain yang sudah antiÂsipasi itu, sudah punya bisnis, kalau bagi pemain yang belum punya bisÂnis pasti dengan kondisi seperti ini mereka pusing,†tuturnya.
Selain menunggu keputusan manajemen, mantan pemain SriwiÂjaya FC ini juga sedang menunggu-nunggu akan pelaksanaan TurnaÂmen Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi. Namun, hingga kini masih belum ada kejelasan mengeÂnai turnamen tersebut.
“Sampai saat ini enggak ada perkembangan apa-apa, gembar-gembornya bikin turnamen, tapi mana? tidak ada realisasinya samÂpai sekarang,†keluhnya.
Harapan tinggi Jupe menyematÂkan supaya PSSI dan Menpora bisa mengerti keadaan para pelaku sepak bola di Indonesia. Berbicara sepak bola adalah berkenaan denÂgan hajat hidup orang banyak, ia tidak ingin polemik ini terus mendÂeru di Indonesia.
“Semoga mereka bisa duduk barengan berpikir buat pemain juga, kan di tim juga bukan cuma pemain, ada pelatih, ada official, ada orang-orang yang jual-baju, hiÂlang juga penghasilannya,†tandasÂnya.
Senada juga diungkapkan oleh Gelandang Persib Bandung, Dedi Kusnandar. Ia mengaku sudah mendapat banyak tawaran untuk memperkuat tim yang berkompeÂtisi di liga antar kampung atau biasa disebut tarkam.
Meskipun demikian ia masih setia untuk menunggu keputusan manajemen, apalagi statusnya maÂsih kontrak bersama Persib BandÂung.
“Sudah ada banyak tawaran, tapi saya masih menunggu kejelasan manajeman dan juga masih terikat kontrak, ya liat situasi kondisi aja,†papar pemain berlabel timnas ini.
Ia pun turut mengomentar para pemain profesional yang sudah terÂjun langsung ke liga tarkam. MenuÂrutnya, selama sepak bola IndoneÂsia belum sembuh dari polemiknya, sebagian para pemain mau tidak mau akan menjalani hal itu demi menyambung hidupnya.
Apalagi banyak pesepakbola InÂdonesia kini sedang mengalami terÂkatung-katung akan kejelasan nasib.
“Ya itu mungkin hak mereka, masing-masing pemain sudah puÂnya kebutuhan masing-masing karena banyak juga yang sudah beÂrumah tangga,†ujarnya.
Ia pun cukup menyesali bila masa depan timnya harus menÂgalami pembubaran. Namun, apa dikata, kompetisi tidak jelas, manaÂjemen dinilainya akan berpikir realÂistis dan konkret.
(Imam/net)