KHALIL Gibran berkata: “Suatu hari kutulis di pintu ruÂmahku ‘Tinggalkan Kemunafikanmu di Luar, Lalu MasukÂlah ke Dalam RuÂmahku.’ Ternyata tak seorangpun berkunÂjung ke rumahku.â€
Kalimat pendek Gibran ini, sangat menusuk dan jelas pesannya. Kita tak perlu membahas alasan Gibran menulis itu. Kita juga tak perlu memÂpertanyakan apakah Gibran sendiri terbebas dari kemunafikan, salah satu penyakit hati paling serius itu.
Yang kita ingin ambil adalah hikmah dari ucapan Gibran, bahwa memang sulit menÂcari orang yang tampilan lahir sama dengan warna batinnya. Omongannya sama dengan suara hatinya. Kita sangat sulit bersikap tulus ikhlas. Mengapa? Karena persaingan duniÂawi membuat kebanyakan umat manusia keÂtakutan menghadapi kekalahan. Supaya tak terlihat kalah, maka seseorang menampilÂkan diri dengan dua atau lebih wajah yang menipu. Di depan tersenyum, di belakang manyun dan diam-diam menikam. Di depan bilang iya, di belakang justru menggalang perlawanan. Inilah dunia kita saat ini.