Rasa kantuk menyerang setelah makan, sepertinya wajar. Apalagi jika tengah berpuasa. Pemilihan konsumsi makanan juga mempengaruhi rasa kantuk. Tapi waspada, makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat.
Oleh : RIFKY SETIADI
Email: [email protected]
Hampir semua orang pasti meraÂsakan setelah kenÂyang, rasa kanÂtuk menyerang. Karena setelah makan, secara alami darah mengalir ke saluÂran pencernaan. Ini memang proses untuk proses pencerÂnaan makanan. Semakin banÂyak makan aliran darah yang dibutuhkan untuk membantu proses pencernaan juga makin banyak. Sehingga hal ini berÂimbas pada aliran darah yang ke otak dan organ tubuh lain hanya mendapat sedikit oksiÂgen. Berkurangnya kadar okÂsigen darah yang mengalir ke otak itulah yang merangsang rasa kantuk.
Pada proses pencernaan makanan, lambung mengeÂluarkan asam lambung lebih banyak. Tingkat keasaman lambung ini merangsang tuÂbuh melepaskan lebih banyak zat bersifat basa. Kondisi ini menimbulkan kondisi alkaÂline tide yang merangsang rasa kantuk.
Pemilihan konsumsi maÂkanan juga mempengaruhi rasa kantuk. Konsumsi makanan mengandung karbohidrat tingÂgi, dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat. Karena merangsang kelenjar pankreas melepas insulin dalam jumlah banyak.
Hal ini juga bisa merangÂsang perubahan triptofan, asam amino sebagai penyuÂsun protein menjadi serotoÂnin yang merangsang rasa kantuk. Guna mengurangi rasa kantuk, kurangi makan maÂkanan yang kandungan gula dan tepungnya tinggi, seperti pada roti atau kue, atau kalau buah seperti pisang.
Tingginya kandungan gula dan karbohidrat mempenÂgaruhi kerja gula darah dan proses pencernaan lebih keras. Tidak makan dalam porsi banÂyak sekaligus. Sebab bisa memÂpengaruhi energi yang dibutuhÂkan untuk proses pencernaan.
Konsumsi makan dalam porsi kecil membantu mengurangi energi yang diperÂlukan dalam membantu proses pencernaan. Terakhir, kurangi konsumsi makanan yang menÂgandung triptofan tinggi seperti susu sapi. Memilih makanan yang memiliki kadar protein rendah lemak lebih baik. SepÂerti ikan, kacang-kacangan, tempe, tahu, atau daging ayam tanpa kulit. Bisa juga diganti bentuk olahannya. Misal susu dibuat dari kedelai, tahu atau bahan protein tinggi lainnya.
Diabetes melitus memang merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, yang bila tidak dicegah dapat meÂnyebabkan berbagai komplikasi yang bersifat kronis. PenangaÂnan diabetes sebaiknya dilakuÂkan sebelum timbul gejala.
Karena bila sudah timbul gejala, berarti sudah cukup ‘terlambat’ untuk ditangani. Karena biasanya pada saat itu komplikasi sudah terjadi. Bila penanganan dilakukan pada saat terlihat gejala dan dalam kondisi lanjut, akan sangat sulit membedakan diabetes dengan penyakit lainnya.
Jadi sebaiknya penanganan dilakukan sejak masih dalam kondisi pre diabetes. “Pre DiaÂbetes merupakan suatu kondisi dimana gula darah masih diÂambang gula darah puasa 100 – 125,99.
Bila penanganan atau penÂgobatan pasien diabetes diÂlakukan di awal akan berbeda dampaknya bila dibandingkan dengan pengobatan yang diÂlakukan setelah pasien diabeÂtes memperlihatkan gejala.
Bila sudah timbul gejala berarti kita sudah terlambat 5 tahun – 10 tahun. Penanganan yang dilakukan pada saat pre diabetes itu akan memperlamÂbat dan atau mencegah DiaÂbetes Melitus Type 2, †ungkaÂpnya.
Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya segera diÂlakukan bila sudah terlihat 7 faktor di tubuh, yaitu:
- Usia di atas 45 tahun, karena pada usia biasanya harus berhaÂti-hati dengan datangnya diabeÂtes. Usia 45 tahun sangat rentan untuk terkena diabetes.
- Gemuk. Bila berat badan diaÂtas 120% dari berat badan ideal, maka kita sudah dekat dengan diabetes.
- Memiliki keluarga yang menÂderita diabetes.
- Memiliki diabetes tipe 4. ArtÂinya pada saat seorang wanita hamil, kadar gula darahnya naik.
- Melahirkan anak di atas 4 Kg.
- Memiliki hipertensi.
- Kolesterol tubuh jelek.
Bila kita sudah mempuÂnyai dua dari tujuh faktor tersebut, maka kita harus meÂmeriksa gula darah setiap taÂhun. Dari situ kita bisa mengÂetahui apakah kita mengalami prediabetes atau tidak. (*)
Bagi Halaman