Untitled-6BANYAK anggapan yang menyatakan bahwa seorang anak yang nakal tidak bisa menjadi orang yang sukses. Selain bisa membuat orangtua, guru dan teman-temannya kesal, anak nakal biasanya tidak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar menjadi lebih baik lagi. Tapi hal ini tentu tidak sepenuh­nya benar lho. Karena ada anak nakal yang hanya kurang mendapatkan bimbingansesuai dengan minat dan bakatnya.

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Siapa yang menyangka kalau founder Mindtalk, Danny Oei Wirianto memiliki masa kecil yang nakal dan pernah beberapa kali tidak naik kelas? Simak dulu kisah seputar CEO Mindtalk ini.

Masa kecil Danny rupanya dilalui dengan kenakalan dan malas belajar ala anak kecil. Danny mengaku bahwa ia merasa kurang cocok den­gan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendi­dikan di Indonesia secara tak langsung memaksa anak-anak untuk mengi­kuti dan mempelajari apa yang diajarkan oleh sang guru. Sementara anak-anak dengan bakat dan kreativitas yang istimewa malah lebih sering diang­gap nakal dan akhirnya diacuhkan. Hal ini pula yang sempat membuat Danny dua kali tidak naik kelas saat berada di bangku SMP.

Tidak hanya me­miliki masa kecil yang penuh kenakalan, masa remajanya pun sempat diisi dengan kenakalan khas anak remaja. Ber­gabung dengan geng motor yang notaben­enya dekat dengan dunia kekerasan dan kriminal. Untungnya, Danny mulai sadar den­gan kelakuannya dan berniat untuk mengubah kehidupan tersebut. Jadilah Danny mulai beren­cana untuk melanjutkan jenjang kuliahnya di Amerika Serikat.

BACA JUGA :  Diduga Lompat dari Lantai 12 Gedung Kampus, Mahasiswa UK Petra Surabaya Tewas

Menuntut ilmu di Kendall College of Art and Design, Michigan, Amerika Serikat membuat Danny Wirianto mulai serius menekuni bidang seni rupa yang dipilihnya. Untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup selama kuliah, Danny mengambil pekerjaan sampingan sebagai office boy. Pekerjaan ini sempat ia lakoni selama beberapa tahun sambil menyelesaikan kuliah.

Niat untuk belajar yang didukung oleh sistem pendidikan Amerika yang lebih bebas dan kop­eratif membuat Danny menjadi salah satu maha­siswa yang cerdas. Banyak sekali mahasiswa lain yang ingin belajar darinya dan hal ini membuat Danny memutuskan untuk berhenti dari peker­jaan sebagai office boy dan mulai mendapatkan lebih banyak uang melalui mengajar.

Kesungguhannya dalam belajar dibuktikan dengan memenangkan sejumlah kompetisi seni di tingkat nasional. Bahkan Danny berhasil lulus kuliah dan memperoleh penghargaan dari uni­versitas tempat ia belajar.

Setelah lulus kuliah, Danny mulai mengirim­kan lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan. Karena biaya untuk mencetak portofolionya lu­mayan besar, Danny mulai memutar otak untuk menyajikan portofolionya dalam bentuk yang lebih praktis dan efisien sehingga lebih mudah untuk diperlihatkan pada perusahaan.

Pada tahun 1997 tersebut, Indonesia baru saja beradaptasi dengan kehadiran internet. Danny yang kala itu ikut mempelajari inter­net sempat menemukan sebuah buku berjudul “HTML for dummies” yang membantunya mem­pelajari seluk beluk internet. Dari situlah, Danny mulai menyajikan portofolionya dalam bentuk softcopy di internet sehingga tampak lebih prak­tis dan mudah diakses. Setelah beberapa waktu berselang, Danny akhirnya menerima panggilan dari Adobe yang tertarik dengan keterampilan­nya dalam membuat situs dan menggunakan Photoshop.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Senin 30 September 2024

Berawal dari pekerjaan di Adobe, Danny mu­lai banyak berinovasi dan membuat sebuah agen periklanan yang diberi nama Semut Api Colony pada tahun 2001. Semut Api Colony bahkan sukses menjadi start up periklanan yang mem­peroleh banyak penghargaan sebagai agensi ter­baik.

Meski sudah memiliki kesuksesan di bidang periklanan dan teknologi, Danny Wirianto tidak pernah merasa puas dengan pencapaiannya. Ia bahkan turut menggawangi perubahan image Kaskus yang tadinya dianggap sebagai forum untuk kalangan dewasa hingga menjadi forum umum khas anak muda Indonesia. Ide untuk mengembangkan media sosial yang berbasis ko­munitas juga mulai diwujudkan dengan mendiri­kan Mindtalk.

Para pengguna Mindtalk dibebaskan untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya dan memasang hashtag channel-nya sendiri. Se­hingga Mindtalk diharapkan bisa menjadi sarana untuk membangun komunitas online yang besar dan solid. Mindtalk mulai berkembang sebagai komunitas lintas negara dengan pengunjung dari ratusan negara.

Melirik Mindtalk dan perjalanan sukses ala Danny Wirianto akan memberikan inspirasi tersendiri bagi kita untuk bisa memulai sesuatu yang lebih baik lagi. Manfaatkan potensi yang kita miliki dan jangan cepat puas dengan pen­capaian yang sudah kita peroleh di masa kini.

(MAX)

======================================
======================================
======================================