“Kalau sekedar kompetisi lokal atau kompetisi kecil sih masih cukup jumlahnya. Tapi kalau untuk menggelar hajat besar, kita masih kekurangan jumlah wasit,â€Pengurus Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bogor, Yudi Wahyudi.
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Kota Bogor masih kekurangan jumlah waÂsit yang berkompeten dan mengantongi liÂsensi untuk memimpin pertandingan. Sehingga ketika diÂdapik menjadi tuan rumah sebuah kejuaraan, ketersediaan wasit perÂtandingan selalu menjadi persoaÂlan tersendiri yang cukup memusÂingkan.
Pengurus Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Komite OlahÂraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bogor, Yudi Wahyudi menÂgatakan bahwa untuk jumlah wasit di Kota Bogor sudah mencukupi. Namun untuk kualifikasi wasit proÂfesional masih sedikit jumlahnya.
“Kalau untuk wasit sendiri, masing-masing cabang olahraga (cabor) sudah memiliki dan tidak kekurangan. Namun untuk jumlah wasit profesional yang kompeten untuk memimpin pertandingan berskala besar masih minim jumÂlahnya,†katanya.
Dikatakannya, perlu adanya penambahan jumlah wasit yang tersertifikasi di Kota Hujan ini. SeÂhingga ketersediaan wasit mencuÂkupi ketika Kota Bogor memiliki hajat menjadi tuan rumah sebuah kejuaraan.
Selain wasit, lanjutnya, untuk kualifikasi pelatih profesional saat ini masih kurang dan cenderung diÂdominasi oleh pelatih dari cabang olahraga (cabor) beladiri. Bahkan banyak pelatih beladiri dari Kota Hujan yang dipakai melatih tim naÂsional dan menjadi pelatih kepala di Pelatihan Nasional (Pelatnas).
“Kalau hanya sekedar pelatih, masing-masing pengurus cabang (pengcab) sudah mempunyai. NaÂmun untuk yang memiliki kualifiÂkasi dan kompetensi masih sedikit jumlahnya. Perlu ada pelatihan dan peningkatan sertifikasi pelatih unÂtuk ke depannya,†ujarnya.
Melihat hal ini, lanjutnya, KONI Kota Bogor telah memasukkan dalam program kerja di tahun periÂode 2015 untuk sertifikasi pelatih. Pasalnya, pelatih berkualitas bakal menentukan output atlet yang berkualitas pula. “Soalnya mereka yang tahu betul bagaimana mengÂgodok dan mengoptimalkan potenÂsi sang atlet,†tukasnya.
Lebih lanjut Yudi menambahÂkan bahwa KONI Kota Bogor siap menanggung biaya sertifikasi pelaÂtih yang ingin menaikkan grade keÂpelatihannya. “Asalkan mereka suÂdah mengantongi rekomendasi dari Pengcab, pasti kita berangkatkan,†ucapnya.
Salah satu Cabor yang telah melakukan proses pembinaan dan sertifikasi pelatih adalah Persatuan renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bogor yang digelar Minggu (24/5/2015) lalu di kolam renang Parahyangan.
Dalam coaching clinic tersebut diikuti oleh 52 orang guru olahÂraga yang ada di Kota Bogor denÂgan menghadirkan instruktur dari Pengurus Daerah (Pengda) PRSI Jabar. “Harapannya, usai pelatihan ini akan bermunculan bibit-bibit atlet renang potensial di Kota BoÂgor. dalam waktu dekat juga akan ada klub renang baru,†kata Ketua Umum (Ketum) PRSI, Eko SupriÂyadi. (*)