Rencana merger dan akuisisi terbaru akan dilakukan Bank Windu Kentjana International dan Bank Antardaerah. Bank Windu meneken perjanjian jual beli bersyarat untuk mencaplok 100 persen saham Bank AntarÂdaerah.
Transaksi berlangsung 1 Juli 2015. Memiliki fokus bisnis yang sama yakni di kredit usaÂha kecil dan menengah (UKM) menjadi pertimbangan Bank Windu membeli Bank AntarÂdaerah. “Bank Antardaerah itu bank bagus,†ujar Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu.
Dia yakin, akuisisi tersebut bisa mendukung perkembangan usaha Bank Windu. Pasca akuiÂsisi, kedua bank itu selanjutnya bakal bergabung alias merger. Bank Windu akan menjadi pihak yang menerima penggabungan (surviving entity). Akuisisi Bank Antardaerah ini sekaligus menjaÂdi jawaban atas rencana ekspansi China Construction Bank CorpoÂration (CCB) di Indonesia.
Sebelumnya, CCB telah meÂmasukan proposal pengamÂbilalihan saham Bank Windu, dengan porsi kepemilikan lebih dari 40 persen. Kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank terbeÂsar kedua di China itu mengaku sedang mencari satu lagi bank untuk diakuisisi, dan kemudian dimerger dengan Bank Windu. Akuisisi Bank Antardaerah besar kemungkinan merupakan bagian dari skema ekspansi CCB di IndoÂnesia.
Proses akuisisi dan merger semakin marak, setelah Bank Metro Express dan Centratama Nasional Bank juga berencana bergabung. Calon pemilik dua bank itu adalah Shinhan Bank. Bank komersial terbesar ketiga di Negeri Gingseng itu tengah memfinalisasi proses akuisisi dan merger Bank Metro Express dan Centratama Nasional Bank.
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan OJK, Irwan Lubis bilang, proses akuiÂsisi dua bank lokal oleh Shinhan Bank sudah 90 persen mendekaÂti tahap final. Dus, kemungkiÂnan, akhir 2015, Shinhan Bank akan dapat mulai mengajukan izin proses merger kedua bank yang telah diakuisisi tersebut. “Mereka sudah menyiapkan time schedule untuk seluruh proses akuisisi dan merger ini,†kata IrÂwan.
(Adil / net)