Bisnis berbasis kuliner merupakan usaha yang tak lekang waktu. Asal menyajikan makanan enak dan mampu membaca peluang, pelaku usaha bisa mencicipi lezatnya keuntungannya. Hal inilah yang dirasakan oleh Toya Laraza, warga Tanah Baru, Kota Bogor. Di bawah bendera Ayam Suwir Kentung, dia merintis bisnis lauk siap saji sejak 2012 silam.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Toya memulai bisnis ini seÂcara tidak sengaja. Sebagai anak kos, sang ibunda sering membekalinya dengan menu ayam suwir nan lezat. Ternyata, banyak teman-teman kantor Toya kepincut oleh rasa kudapan tersebut.

“Teman-teman mendukung saya unÂtuk berjualan ayam suwir ini. Mereka meÂnyukai masakan ini lantaran enak . Kudapan berbahan dasar ayam ini juga praktis karena tidak ada tulang,†ujar lulusan juruÂsan Komunikasi Institut Pertanian Bogor ini.
Berangkat dari hal itu, Toya pun mulai menjalani bisnis ini secara serius. Agar maÂkin mantap, dia melakukan uji coba resep ayam suwir beberapa kali demi menghasilÂkan kuliner praktis nan lezat.
Ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk membu at kudapan ayam suwir. PerÂtama, Toya membeli bahan baku ayam negÂeri at au broiler di pasar. Dia memilih bagian dada ayam lantaran mengandung lebih banÂyak daging. Kedua, ayam tersebut direbus hingga matang. “Setelah direbus, daging ayam disuwir-suwir menggunakan tangan,†tambahnya.
Biasanya tiap hari produksi, Ayam Suwir Si Kentung menggunakan ayam segar yang baru dibeli pagi itu. Tidak menggunakan ayam yang sudah di stok dalam freezer, hal ini unÂtuk mengurangi kemungkinan kurang segarÂnya ayam yang dapat mempengaruhi rasa.
Ketiga, Toya menghaluskan campuran cabe, bawang, dan tomat untuk bumbu. Setelah bumbu tercampur, dia memasak ayam suwir dan bumbu hingga matang. TeraÂkhir, ayam suwir bumbu tersebut dibungkus menggunakan plastik makanan.
“Proses memasak bi sa memakan waktu hingga 6 jam. Hal itu karena kami memperÂtahankan proses masak tradisional agar konÂsep menu rumahan tersampaikan ke konÂsumen,†ujar ibu 1 anak ini.
Lantaran tak memakai bahan pengawet, produk Ayam Suwir Kentung ini hanya tahan 1 hari di suhu ruang. Namun, produk ini bisa berÂtahan hingga 1 bulan jika disimpan di freezer. Seiring berjalannya waktu, kapasit as produksi Ayam Suwir Kentung terus meningkat. Jika dulu Toya hanya mampu memproduksi 4 kiÂlo gram ayam suwir, kini dia bisa menghasilkan 12—15 kilogram ayam suwir setiap hari.
Untuk rasa, Ayam Suwir Si Kentung memiÂliki dua varian rasa yaitu original dan pedas. Perbedaan pada dua rasa ini hanya pada penggunaan cabainya saja. Untuk original diÂgunakan cabe merah besar sebagai pewarna merah dan pemberi rasa pedas. Sementara pada varian rasa pedas, cabai yang digunakan adalah cabe rawit merah yang akan memberiÂkan sensasi pedas yang menambah kelezatan.
Ada du a kemasan yang bisa dipilih konÂsumen, yaitu kemasan daily pack 100gram dengan harga Rp10.000 dan travel pack 250gram yang dijual Rp30.000. Margin keuntungan yang didapat mencapai 25 persÂen—50 persen.
Soal peluang, Toya yakin produk ini meÂmiliki potensi untuk berkembang. Apalagi, banyak masyarakat yang tak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan. “PemÂbeli setia Ayam Suwir Ketung adalah ibu rumah tangga dan mahasiswa,” katanya.
(BISNIS)