JAKARTA, Today – Pemerintah merancang upaya khusus untuk mengejar target penerimaan negara yang ditargetkan menÂcapai Rp1.900 triliun pada 2016 atau naik sekitar tujuh persen dibandingkan APBN-P 2015.
Menteri Koordinator PereÂkonomian, Sofyan Djalil meÂnuturkan sektor penerimaan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja NeÂgara (RAPBN) 2016 masih mengandalkan setoran pajak. Selain itu, penerimaan juga didapat dari pungutan Bea dan Cukai, penarikan pinjaÂman luar negeri, penerbitan surat utang negara, dan hibah. “Akan ada effort khusus tentu untuk tahun depan. Mudah-mudahan target pajak yang lebih tinggi bisa dicapai,†kata Sofyan, Senin (6/7/2015).
Seusai rapat yang membaÂhas Nota Keuangan dan RAPBN 2016, Menteri Keuangan BamÂbang P.S. Brodjonegoro menuÂturkan total belanja negara taÂhun depan mencapai Rp2.200 triliun, sedangkan peneriÂmaanya sekitar Rp1.900 triliun.
Target penerimaan Rp1.900 triliun naik sekitar 7,8 persen dibandingkan APBN-P 2015 yang dipatok sebesar Rp1.761,6 triliun. “Kondisi ekonomi kita melambat, penerimaan pajak konvensional tidak akan tumÂbuh besar, tapi dengan ekstenÂsiikasi kita harapkan akan ada effort khusus,†tuturnya.
Sofyan menambahkan angÂgaran infrastruktur menjadi prioritas pada 2016. Dengan demikian, anggaran belanja modal terbesar terdapat di KeÂmenterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Total anggarannya mencapai sekitar Rp106 triliun.
Sementara itu, total subsidi pada tahun depan direncanaÂkan sebesar Rp140 triliun. Anggaran tersebut mencakup subsidi BBM jenis solar sebanÂyak 16,82 juta-17,22 juta kiloliter atau senilai Rp 16,82 triliun-Rp 17,22 triliun.
(Adil | net)