HL-(4)Atlet taekwondo Indonesia, Maulana Haidir menjadi perebut medali pertama buat kontingen Indonesia dalam pesta olahraga antarmahasiswa, World University Games atau Universiade di Gwangju, Korea.

Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]

Maulana merebut med­ali perunggu di nomor Poomsae atau kein­dahan jurus dalam pertandingan cabang taekwondo yang berlangsung di Cho­sun University Gymnasium, Gwangju. Medali emas nomor ini direbut atlet tuan rumah dari Korea, bae Jong­beom, sementara medali perak jatuh kepada atlet Iran, Mahdi Jamali Fashi.

Sementara itu, di nomor beregu, tim taekwondo Indonesia menambahkan satu medali perak. Medali perak diraih tim Poomsae beregu putra yang terdiri dari Maulana Haidir, Muhammad Fitra­cahyanto, serta Muhammad Wahyu. Medali emas diraih tim Korea Selatan dan perunggu direbut regu Taiwan.

Sayang, di nomor Poomsae beregu campuran, Indonesia yang terdiri dari Muhammad Wahyu dan Mutiara Habi­ba gagal memperoleh medali. Mereka hanya mampu menempatkan diri di peringkat lima.

Dengan perolehan medali ini, In­donesia sementara berada di pering­kat 30-33 bersama Belarus, Estonia, dan Serbia dengan mengumpulkan satu medali perak dan satu medali pe­runggu. Peringkat tiga besar ditempati tiga negara Asia, yaitu Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang. Sementara itu, Rusia dan Amerika Serikat berada di peringkat keempat dan kelima.

BACA JUGA :  Bogor Football School, Wadah Anak-anak Kembangkan Sepak Bola

Ketua Harian Persatuan Taekwon­do Indonesia (PTSI) Kota Bogor, Ber­nhard mengaku bangga dengan sepak terjang atlet kelahiran 25 September 1991. “Dia saat ini salah satu atlet an­dalan Kota Bogor. prestasi yang dirai­hnya itu hasil letihan keras yang di­jalaninya secara disiplin sedari kecil,” katanya, Rabu (8/7/2015).

Sebelumnya, Maulana Hadir juga memperkuat kontingen merah putih pada ajang Sea Games Singapura 2015 dan harus puas di peringkat dua den­gan medali perak. Dengan hasil itu, dua medali emas taekwondo nomor poomsae perorangan putra dan putri incaran Indonesia melayang digondol Singapura.

Pada nomor perorangan putra yang diikuti oleh enam negara, Mau­lana yang juga Peringkat Juara Kedua Dunia 2014 itu mengumpulkan nilai total 7,365 untuk dua gerakan wajim “keungeng” dan “pyongwon”.

Medali emas nomor itu diraih oleh atlet Singapura Kang Rui Ji dengan skor fantastis 8.135. Sedangkan medali perunggu diraih oleh Yong Ji Kun dari Malaysia dengan skor 7,205. “Saya su­dah melakukan gerakan dengan pas, tapi tidak menyangka bila angka atlet Singapura begitu tinggi, dan baru kali ini dia dapat nilai di atas delapan,” kata Maulana Haidir.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Menuju Vietnam, Lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026

Ia menyebutkan pada kejuaraan dunia terakhir, atlet Singapura itu menempati peringkat ke enam. Se­dangkan Maulana menempati per­ingkat kedua pada laga internasional yang digelar di Meksiko itu.

Maulana Haidir yang saat ini ma­sih berstatus sebagai mahasiswa STIE Kesatuan itu sebenarnya tampil apik namun hasil penilaian jauh dari an­gka yang diperoleh Singapura. Hal itu pula yang membuat kubu Indonesia kecewa karena penampilan Maulana mereka nilai sempurna. “Luar biasa penilaian bagi tuan rumah, kami tak bisa berkata apa dengan nilai akhir. Tapi bisa lihat sendiri penampilan mereka gimana,” kata Manajer Tim Indonesia Rahmi Kurnia.

Sementara itu pada laga pembuka nomor poomsae perorangan putri Mutiara Habiba harus puas dengan medali perak setelah mengumpulkan nilai 7,365 setelah menyelesaikan ger­akan “koryo” dengan nilai 7,40 dan gerakan “tiebeek” 7,35.

Medali emas nomor itu diraih Sin­gapura melalui Sim Chelsea dengan nilai 8,000 dan perak diraih Rina Ba­banto dari Filipina dengan nilai 7,480. Bahkan atlet Filipina yang juga juara dunia poomsae perorangan itu tidak bisa berbuat banyak di Singapura. (*)

============================================================
============================================================
============================================================