Ramadan bagi Nurhayanti merupakan sarana untuk melatih keimanan dan keikhlasan guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Oleh : Rishad Noviansyah
[email protected]
Meski mengemban amaÂÂnah sebagai Bupati tidak membuat nenek dua cucu ini mengÂÂabaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Terlebih kini ia sudah tidak lagi memiliki halangan dalam menunaikan puasa diusianya yang telah menginjak 60 tahun.
Bagamana sih cara Nurhayanti dalam memberikan perhatian antara keluarga dengan masyarakat Bumi Tegar Beriman?
- Bagaimana Anda memaknai puaÂÂsa?
Jawab : Selain melatih kesabaran, keikhlasan untuk meningkatkan ketÂÂakwaan kepada Allah SWT, di bulan ini juga banyak pelajaran yang bisa diambil terlebih ini kan bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan.
Jadi inilah waktu yang sangat baik dan harus dimanfaatkan untuk lebih bermuhasabah kepada Allah SWT.
- Apa pelajaran paling berharga yang Anda dapatkan dari puasa?
Jawab : Saya bisa melakukan introsÂÂpeksi diri sehingga selalu mengingatkan saya jika masih banyak orang kurang beruntung.
Saya jadi bisa merasakan bagaimaÂÂna rasanya orang yang tidak makan, kehausan dan menahan amarah. PalÂÂing penting, umat Islam ini berunÂÂtung diberikan satu bulan dalam seÂÂtahun untuk mengevaluasi diri. Yaitu saat bulan ramadan saat dimana Al-Qur’an.
- Bagaimana cara anda membagi waktu antara keluarga dan pekerÂÂjaan?
Jawab : Secara kuantitas, waktu saya tersita untuk tanggung jawab seÂÂbagai kepala daerah, karena itu sudah merupakan resiko maka itu saya lebih mengedepankan kualitasnya saat seÂÂdang berkumpul dengan keluarga. KebÂÂetulan saya dirumah hanya berdua denÂÂgan suami karena anak-anak juga sudah berkeluarga.
- Momen apa yang paling seru saat keluarga sedang berkumpul?
Jawab : Biasanya tuh saat hari teraÂÂkhir puasa. Kan anak-anak sama cucu saya datang kerumah, nah saat itu kami biasanya tos bahwa puasa saya ‘cacap’. Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan nikmat yang sangat luar biasa di buÂÂlan ramadan.
- Saat sedang kumpul keluarga, adakah tempat favorit untuk berÂÂbuka?
Jawab : Dirumah! Karena kalau diÂÂrumah, lebih mudah untuk menunaiÂÂkan sholat. Saya dan suami juga selalu sholat magrib dan tarawih berjamaah. Kan kalau diluar agak susah yah.
Tapi suami mjuga sangat memakÂÂlumi kalau saya tidak berbuka diÂÂrumah. Atuh gimana namanya juga pelayan publik. Tapi 10 hari pertama kemarin saya buka dirumah kok.
- Apa menu wajib bagi Anda saat berbuka puasa?
Jawab : Kolak pisang uli pakai kolÂÂang-kaling itu harus ada. TambahanÂÂnya paling buras plus sambal kacang. Tadinya mie golosor.
Tapi itu sekarang saya ganti dengan bihun jagung soalnya sekarang banyak mie yang katÂÂanya berformalin, saya ngeri juga. Tapi bihun tidak kalah enak kok.
- Kalau menu wajib sahur?
Jawab : Kalau saÂÂhur sih tidak ada yang benar-benar spesial yah. Tapi biasanya yang berkuah-kuah. Untuk saya pribadi musti ada timun rebus. Soalnya enak dingin di perut hehehe.
Kalau untuk masak juga sudah jaÂÂrang. Cukup mengawasi saja. Soalnya saya makan sahurnya juga mendekati akhir waktu imsak. (*)
-Biodata-
Nama : Hj. Nurhayanti, SH, MM, M.Si
TTL : Bogor, 26 Oktober 1955
Pendidikan : S2 Ilmu Pemerintahan Univ Satya gama (2000)
Suami : H. D Darwin Sarmedi, SH
Anak : 1. Noor Aldy Firmansyah, SE
- Andri Adryansyah, SE