Untitled-17TIGA hari menjelang Lebaran, harga kebutuhan bahan pokok di Kota dan Kabupaten Bogor mulai merangkak naik. Bahkan, harga sejumlah komoditas cenderung liar. Cabai rawit dan cabai merah melonjak 40 persen.

RIZKY DEWANTARA|RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok ini terjadi sejak beberapa hari lalu. Hampir seba­gian besar harga komoditas utama seperti cabai merah dan cabai rawit terus merangkak naik sejak Sabtu(11/7/2015). In­vestigasi pasar yang dilakukan BOGOR TODAY, menyebutkan, untuk cabai per kilo yang biasan­ya dijual Rp24-26 ribu, kini jadi Rp38-45 ribu.

Sementara, untuk daging ayam relatif stabil di angka Rp 35 ribu per kilo. Namun daging sapi naik Rp 10 ribu, dari Rp 100 ribu menjadi Rp 110 ribu perkilo.

Fauzi Himawan (28), pedagang di Pasar Bogor, membenarkan adanya lonjakan harga sembako di tempat dia berjualan. “Ini rata untuk semua peda­gang di Bogor, mematok harga segitu,” kata dia.

Sudah sepuluh tahun bejualan di Pasar Bo­gor, Fauzi mengatakan, fenomena kenaikan harga menjelang Lebaran sudah biasa terjadi. “Satu lagi harga kentang juga mengalami kenaikan Rp4.000 dari harga Rp8.000 menjadi Rp12.000 per kilo,” terangnya.

 Terpisah, Dodo (30), pedagang daging sapi di Pasar Bogor, men­gatakan, sampai H-4 Lebaran, be­lum ada lonjakan yang berarti. Dia menjelaskan, daging sapi belum di­buru warga Bogor untuk menu Leba­ran. “Nih, lihat saja masih banyak kan daging yang terpajang di toko saya,” akunya.

Hal serupa juga terjadi di pasar tradisional Kabupaten Bogor. Daging sapi dan cabai menjadi komoditi pal­ing mencolok dalam urusan kenaikan harga. Daging sapi dijual pedagang di kisaran Rp 130.000 per kilogram dan diperkirakan akan terus naik hingga jelang Lebaran yang jatuh pada Kamis (16/7/2015) mendatang.

BACA JUGA :  Cara Membuat Kentang Mustofa yang Sangat Lezat Anti Gagal

Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabu­paten Bogor, Yatirun mengungkapkan, harga sembako, khususnya daging sapi diperkirakan akan naik hingga 30 persen pada H-2 Lebaran. “Kenaikan ini sifatnya insidentil. Bukan karena ada faktor lain seperti kelangkaan ba­rang atau semacamnya. Jadi kalaupun ada kenaikan harga yang agak tinggi, itu merupakan sesuatu yang lazim ter­jadi jika menjelang hari raya,” ujarn Yatirun, Senin (13/7/2015).

Selain daging sapi, kenaikan harga yang cukup terasa adalah daging ayam potong yang kini menyentuh Rp 40 ribu perekor. Diperkirakan pada H-2 nanti, harga daging ayam akan terus naik hingga 20 persen. “Ayam juga kan barang yang paling dicari di pasa­ran untuk Lebaran. Jadi harganya juga mengikuti tingginya permintaan,” lan­jut Yatirun.

Pantauan Bogor Today, pada Senin (13/7/2015) atau H-3 Lebaran, harga bahan pokok di sejumlah pasar di Ka­bupaten Bogor sudah mengalami ke­naikan harga antara 15 hingga 20 pers­en. Seperti daging sapi yang semula Rp 100 ribu perkilo kini menyentuh Rp 130 ribu perkilo di Pasar Baru Bo­jonggede.

“Stok sih banyak, tapi kan per­mintaannya nih yang tinggi. Kira-kira naik 50 persen sekarang permintaan daging. Misalnya, biasa jual dua ekor, sekarang empat ekor sapi sehari,” ujar pedagang daging di Pasar Baru Bojonggede, Sanwani (42), Senin (13/7/2015).

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 19 April 2024

Sementara itu, harga daging ayam potong di pasar yang sama berkisar Rp 40 ribu per kilogram. “Mungkin mulai Rabu dan Kamis besok, harganya bisa naik lagi, soalnya permintaan daging ayam juga cukup tinggi. Tapi untung­nya stok juga masih aman,” ujar peda­gang ayam potong, Ahmad (32), Senin (13/7/2015).

Diskoperindag Kabupaten Bogor juga memastikan pasokan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri aman den­gan adanya tambahan dari Pertamina 1,4 juta tabung. “Dari sebelumnya kami dipasok 4,4 juta tabung, selam Ramadan ada 5,8 juta,” tambah Yati­run.

Terpisah, Kasi Perlindungan Kon­sumen pada Diskoperindag Kabu­paten Bogor, Djaya Sanirin menjamin keamanan sejumlah bahan pokok dan makanan kemasan untuk parsel dan mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir. “Kami sudah sidak ke sejum­lah pasar tradisional dan super mar­ket, hasilnya tidak ditemukan makan­an kadaluarsa maupun bahan-bahan makanan yang tidak layak konsumsi. Kalau di supermarket kami cuma menemukan makanan yang kemasan­nya rusak dan sudah kami minta un­tuk diganti,” tegas Jaya.

Untuk memastikan keamanan stok bahan pokok, khususnya daging sapi dan daging ayam, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor mengungkapkan bahwa daging ma­sih surplus alias belebih. “Kebutuhan daging sapi dan kerbau saat Lebaran diperkirakan mencapai 177 ton atau 968 ekor, sementara suplai daging di kita sebanyak 1.740 ton atau 6.813 ekor. Kalau untuk daging ayam, per­mintaan diperkirakan 1.117,40 ton atau 744.931 ekor dengan suplai yang ada mencapai 2.212,68 ton atau 1.475,119 ekor,” jelas Kepala Disnakan, Siti Fari­kah. (*)

============================================================
============================================================
============================================================