Untitled-1Seiring bertambahnya usia, kulit se­seorang tentunya mengalami pe­rubahan. Penuaan dapat terlihat jelas ada bagian wajah dengan ban­yaknya kerutan atau keriput dan ku­lit yang tak lagi kencang. Penuaan pada kulit karena faktor usia ini tak dapat kita hentikan.

Namun, banyak faktor lain yang menye­babkan penuaan pada kulit lebih cepat. Mulai dari faktor lingkungan hingga kebiasaan ses­eorang mengernyitkan dahi.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Heru Nugraha mengungkapkan, orang yang sering mengernyitkan dahi, misalnya ketika ber­pikir, akan lebih cepat membentuk garis-garis kerut pada dahi. “Kalau mikir dahinya selalu berkerut. Ini kebiasaan orang yang juga sulit dihindari dan membuat kulit terlihat lebih cepat menua,” kata Heru dari Bamed Skin Care.

Sementara itu, faktor lingkungan yang membuat kulit cepat menua, yaitu ketika kulit sering terpapar polusi udara. Sinar ma­tahari langsung pada kulit juga menjadi pe­nyebabnya. Faktor lainnya, yaitu gaya hidup yang tidak sehat.

“Bisa juga dari kebiasaan sehari-hari dalam hidup, seperti orang yang setiap harinya tidurnya telat. Kemudian orang yang merokok, jangan terlalu berharap penuaan­nya bakal terhambat karena radikal bebas­nya dengan sengaja dimasukin ke badan,” terang Heru.

Selain faktor usia, penuaan kulit sebenarnya bisa dihambat. Misalnya, menghindari paparan asap kendaraan bermotor dengan menggunakan mask­er dan melindungi kulit dengan tabir surya.

BACA JUGA :  Kurangi Peradangan Pada Tubuh, Ini Dia Buah Terbaik yang Bisa Dikonsumsi

Asupan nutrisi juga penting bagi ku­lit. Banyaklah konsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu, berhentilah merokok. Merokok bisa menye­babkan Anda terlihat lebih tua dari usia yang sebenarnya.

Anda bisa saja berusaha menyamarkan keriput yang mulai muncul di kulit dengan aneka kosmetik. Guratan-guratan keriput juga bisa kita terima sebagai tanda penuaan, tanda Anda sudah berumur panjang dan se­hat.

Kerutan di wajah juga bisa menjadi tanda Anda ekspresi wajah, atau pun tanda kulit Anda terlalu sering terpapar sinar matahari. Yang mungkin tidak Anda ketahui adalah, keriput juga bisa mengungkapkan risiko pe­nyakit.

1. Risiko osteoporosis

Kulit sebenarnya bisa menjadi “jendela” bagi tulang. Menurut penelitian terhadap 100 wanita berusia akhir 40-an dan awal 50- an diketahui, mereka yang memiliki keriput paling banyak dan paling dalam ternyata tingkat kepadatan tulangnya paling rendah.

“Kulit dan tulang memiliki semacam pengikat yang sama, kelompok protein yang disebut kolagen, yang akan berkurang seir­ing dengan usia,” kata Lubna Pal, penel­iti.

2. Gejala awal penyakit jantung

Kerutan diagonal di bagian cuping telinga ternyata bisa menjadi tanda awal gangguan jantung. Salah satu teori menye­butkan, keriput itu disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil di dekat telinga. Hal ini juga bisa menggambarkan perubahan pembuluh darah di sekitar jantung.

BACA JUGA :  Minum Teh Bisa Merusak Ginjal, Benarkah? Ini Kata Dokter

3. Hipertensi

Seorang wanita yang wajahnya ter­lihat lebih muda dari usianya, alias wa­j a h n y a t i d a k berkeriput, c e n d e r u n g m e m i l i k i tekanan darah yang lebih ren­dah. Selain itu, pria dan wanita yang berasal dari ke­turunan yang berumur panjang cenderung memi­liki keriput lebih sedikit di ba­gian lengan atas.

4. Kebanyakan gula

Saat Anda terlalu banyak men­gasup makanan dan minuman manis, gula akan menangkap protein di tubuh untuk membentuk AGEs (advanced glycation end product). AGEs ini memecah kolagen dan elastin, sehingga kerutan dan kulit yang kendur makin kentara. Jika Anda penyuka manis, imbangi dengan makan buah-buahan lebih sering. Kebanyakan buah (terutama mangga dan delima) memiliki kan­dungan anti-glycation.

5. Sedang stres

Saat kita sedang stres, tanpa sadar kita menautkan alis yang lama kelamaan garisnya akan terlihat nyata dan menjadi per­manen. Namun kerutan tersebut sebenarnya juga bisa ditemukan di bagian tubuh lain. Ini karena saat kita terus menerus cemas, tubuh akan memompa stres hormon dalam jumlah banyak dan berakibat pada penurunan kadar kolagen di kulit. (*)

Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]

============================================================
============================================================
============================================================