BOGOR, TODAYÂ – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor merampungkan seleksi untuk mengisi kekosongan kepala pada dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yakni Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) serta Badan PemberÂdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
Nama Sekretaris Dinas ESDM KabuÂpaten Bogor, Ridwan Syamsudin menÂduduki peringkat pertama dalam daftar calon pengisi kepala ESDM. Sementara Deni Ardiana yang kini menjabat Kabag Administrasi Pemerintahan Setda KabuÂpaten Bogor menjadi calon kuat untuk kepala BPMPD.
“Saya belum dapat informasi resmi dari panitia seleksi mengenai hasil seleksi kemarin. Saya cuma diberitahu tiga nama yang lolos saja, namun tidak tahu kalau diÂprediksi menjadi pengganti pak KoesparÂmanto, baru baca di media saja,†ungkap Ridwan Syamsudin.
Jika terpilih, Ridwan berjanji bekerja maksimal dalam membantu Bupati untuk mewujudkan mimpi Kabupaten Bogor menjadi yang termaju di Indonesia serta memecahkan banyaknya masalah pertÂambangan di Kabupaten Bogor.
“Kalau terpilih, saya membantu BuÂpati sesuai dengan bidang saya dan meÂnyelesaikan tugas kepala dinas sebelumÂnya yang belum selesai seperi masalah penambangan liar. Karena ini juga bisa mendongkrak ekonomi Kabupaten BoÂgor,†lanjutnya.
Sementara, pengamat ekonomi Saefudin Juhdi mengatakan jika kepala dinas ESDM yang baru harus lebih tertib serta memiliki visi serta berlatar belakang pendidikan.
Hal itu sesuai dengan jabatan yang akan diembannya terutama dalam menÂgelola administrasi pada SKPD tersebut terlebih di Kabupaten Bogor memiliki poÂtensi pertambangan yang cukup banyak.
Untuk jabatan Kepala BPMPD, penÂgamat Hukum Tata Negara, Raden MiÂhradi mengungkapkan jika calon Kepala BPMPD harus pandai berkomunikasi. TerÂlebih Bumi Tegar Beriman memiliki 417 desa yang berada dibawah BPMPD.
“Kalau tidak jago komunikasi, maka banyak kepala desa yang bakal tidak nyaman karena kan fungsi BPMPD menÂgakomodir aspirasi dari setiap desa. Ini juga menjadi tugas berat karena permaÂsalahan di desa itu banyak. Seperti lamÂbatnya Alokasi Dana Desa (ADD) yang kerap dikeluhkan sama Kades,†urainya.
(Rishad Noviansyah)