BOGOR, TODAY – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor merampungkan seleksi untuk mengisi kekosongan kepala pada dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yakni Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) serta Badan Pember­dayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).

Nama Sekretaris Dinas ESDM Kabu­paten Bogor, Ridwan Syamsudin men­duduki peringkat pertama dalam daftar calon pengisi kepala ESDM. Sementara Deni Ardiana yang kini menjabat Kabag Administrasi Pemerintahan Setda Kabu­paten Bogor menjadi calon kuat untuk kepala BPMPD.

“Saya belum dapat informasi resmi dari panitia seleksi mengenai hasil seleksi kemarin. Saya cuma diberitahu tiga nama yang lolos saja, namun tidak tahu kalau di­prediksi menjadi pengganti pak Koespar­manto, baru baca di media saja,” ungkap Ridwan Syamsudin.

BACA JUGA :  Rangkaian HUT RSUD Leuwiliang ke-14 Penuh Berkah

Jika terpilih, Ridwan berjanji bekerja maksimal dalam membantu Bupati untuk mewujudkan mimpi Kabupaten Bogor menjadi yang termaju di Indonesia serta memecahkan banyaknya masalah pert­ambangan di Kabupaten Bogor.

“Kalau terpilih, saya membantu Bu­pati sesuai dengan bidang saya dan me­nyelesaikan tugas kepala dinas sebelum­nya yang belum selesai seperi masalah penambangan liar. Karena ini juga bisa mendongkrak ekonomi Kabupaten Bo­gor,” lanjutnya.

Sementara, pengamat ekonomi Saefudin Juhdi mengatakan jika kepala dinas ESDM yang baru harus lebih tertib serta memiliki visi serta berlatar belakang pendidikan.

Hal itu sesuai dengan jabatan yang akan diembannya terutama dalam men­gelola administrasi pada SKPD tersebut terlebih di Kabupaten Bogor memiliki po­tensi pertambangan yang cukup banyak.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat ODGJ Pria di Halaman Masjid Caringin

Untuk jabatan Kepala BPMPD, pen­gamat Hukum Tata Negara, Raden Mi­hradi mengungkapkan jika calon Kepala BPMPD harus pandai berkomunikasi. Ter­lebih Bumi Tegar Beriman memiliki 417 desa yang berada dibawah BPMPD.

“Kalau tidak jago komunikasi, maka banyak kepala desa yang bakal tidak nyaman karena kan fungsi BPMPD men­gakomodir aspirasi dari setiap desa. Ini juga menjadi tugas berat karena perma­salahan di desa itu banyak. Seperti lam­batnya Alokasi Dana Desa (ADD) yang kerap dikeluhkan sama Kades,” urainya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================