unnamed3Di balik sosoknya yang kontroversial, Yayasan Pendidikan Soekarno akan memberikan Soekar­no Award untuk Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Penganut setia komunisme itu dinilai konsisten melaksanakan pemikiran Kim Il Sung melawan neoliberalisme dan imperiaisme.

Oleh : (Yuska Apitya Aji)

Di balik sosoknya yang kontroversial, Yayasan Pendidikan Soekarno akan memberikan Soekar­no Award untuk Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Penganut setia komunisme itu dinilai konsisten melaksanakan pemikiran Kim Il Sung melawan neoliberalisme dan imperiaisme. Yayasan Pendidikan Soekarno sebelumnya juga per­nah memberikan penghargaan tersebut kepada Kim Il Sung pada 2001. Kim Il Sung diang­gap sebagai tokoh perdama­ian kemerdekaan. “Jadi kami akan mengulangi memberikan Soekarno Award kepada Kim Jong-Un karena kegigihannya melawan nekolim,” imbuhnya.

“Korea Utara itu luar biasa menahan hegemoni dari impe­rialisme,” ujar Rachma.

Dalam kesempatan terse­but, ia juga memberi apresiasi tinggi karena perjuangan Ko­rut tidak berhenti melawan imperialisme. Terlebih sete­lah ia didaulat menjadi Ketua Kehormatan Panitia Persia­pan Reunifikasi Korea untuk Asia Pasifik. “Saya dari awal mendukung reunifikasi kedua negara yang sebetulnya me­mang satu bangsa. Terpisah karena proyek imperialis yang memecah kesatuan rakyat Ko­rea,” ujarnya.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Pemkab Bogor Hadirkan Layanan KB Serentak di 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor

Rachma yang juga meru­pakan pendiri Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara sempat menangis saat melepas kepergian Ri Jong Ryul.

Kim Jong-un, lahir 8 Janu­ari 1983 atau baru berumur 32 tahun. Kim adalah pemimpin tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea, atau yang lebih dikenal dengan Korea Utara. Ia adalah putra Kim Jong-il (1941–2011) dan cucu dari Kim Il-sung (1912–1994). Sebelum menjadi pemimpin Korea Utara, ia per­nah menjabat sebagai Sekre­taris Pertama Partai Buruh Korea, Ketua Pertama Komisi Militer Sentral, Panglima Tert­inggi Tentara Rakyat Korea, dan anggota presidium Polit­biro Partai Buruh Korea. Ia se­cara resmi dinyatakan sebagai pemimpin tertinggi Korea Uta­ra setelah pemakaman kenega­raan ayahnya pada tanggal 28 Desember 2011. Kim Jong-un adalah putra ketiga sekaligus putra bungsu Kim Jong-il den­gan salah seorang istrinya, Ko Young-hee.

Sejak akhir 2010, ia diang­gap sebagai pewaris kepem­impinan Korea Utara, dan setelah kematian ayahnya, ia dinyatakan sebagai “Penerus Agung” oleh stasiun televisi Korea Utara. Setelah kematian Kim Jong-il, Ketua Majelis Raky­at Tertinggi Korea Utara, Kim Yong-nam, menyatakan bahwa “Kim Jong-un adalah pemimpin tertinggi partai, militer, dan negara kita, yang mewarisi ide­ologi, kepemimpinan, karakter, kebajikan, ketabahan, dan ke­beranian Kim Jong-il”.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Ingatkan PPPK untuk Melayani Masyarakat Kabupaten Bogor Secara Optimal

Pada tanggal 30 Desember 2011, Politbiro Partai Buruh Korea secara resmi menunjuk Kim Jong-un sebagai Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Ko­rea. Pada 11 April 2012, Kon­ferensi Partai ke-4 memilihnya sebagai Sekretaris Pertama Partai Buruh Korea.

Pangkatnya dipromosikan menjadi Marsekal Tentara Rakyat Korea pada tanggal 18 Juli 2012, yang mengukuhkan posisinya sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata. Kim telah meraih dua gelar, yakni di bidang fisika dari Uni­versitas Kim Il-sung, dan satu lagi sebagai perwira angkatan bersenjata dari Universitas Militer Kim Il-sung. Berusia 32 tahun, ia adalah kepala negara termuda di dunia pada saat ini.

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================