JAKARTA, TODAY — Perusahaan raksasa otomotif IndoÂnesia PT Astra International Tbk (ASII) ternyata ikut kena dampak pelemahan ekonomi nasional yang masih berlangsung hingga kini.
Kinerja keuangan peÂrusahaan yang didirikan WilÂliam SoeryadÂjaya ini mengalami penurunan selama semester I-2015. Laba bersih group Astra hanya Rp 8,052 triliÂun atau turun 18% dari periode sebelumnya. ‘’Pada semester I-2014, Astra membukukan laba berÂsih Rp 9,820 triliun,’’ kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono SuÂgiarto dalam siaran persnya, Kamis (30/7/2015).
Penurunan laba bersih karena pengaruh besar dari anjloknya penjualan mobil dan motor hingga melemÂpemnya sektor agrobisnis yang menjadi salah satu tuÂlang punggung dari bisnis Group Astra.
“Laba bersih Astra pada semester I menurun, seiring dengan berkurangnya konÂsumsi domestik, kompetisi di sektor mobil dan melemahnÂya harga komoditas di IndoÂnesia,’’ kata Prijono.
Di tengah pemulihan ekonomi yang belum pasti, menurut Prijono, bisnis Astra Group siap menangkap peluÂang saat momentum pemuliÂhan terjadi. ‘’Kami tetap solid didukung oleh neraca keuanÂgan yang kuat,†kata Prijono.
Laba dari segmen segmen otomotif menurun sebesar 15% menjadi Rp 3,4 triliun. Penjualan mobil secara naÂsional menurun sebesar 18% menjadi 525.000 unit. SeÂmentara itu penjualan mobil produksi Astra turun sebesar 21% menjadi 263.000 unit, seÂhingga mengakibatkan penuÂrunan pangsa pasar dari 52% menjadi 50% selama semesÂter pertama 2015.
Sedangkan penjualan sepeda motor nasional menÂgalami penurunan sebeÂsar 24% menjadi 3,2 juta unit. Untuk Astra, penjuala sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) turun 19% menjadi 2,1 juta unit. NaÂmun pangsa pasar meningkat menjadi 67%. Hal sama terÂjadi pada bisnis agrobisnis. Laba bersih dari segmen agriÂbisnis turun 68% menjadi Rp 354 miliar. Penurunan ini diÂpengaruhi oleh masih belum membaiknya harga CPO.
Tetap Ekspansi
Dalam beberapa kali perÂcakapan dengan koran ini, Projono menyatakan tetap optimistis menghadapi situaÂsi ekonomi nasional yang beÂlum pasti pemulihannya itu. ‘’Kita harus ngomong jujur, semua dunia usaha terkena dampak pelemahan ekonoÂmi,’’ katanya.
Ibarat cuaca, lanjut PriÂjono, dunia usaha saat ini sedang berada dalam cuaca yang sangat buruk. Semua kaÂlangan dipastikan bakal kena influenza. Termasuk Astra. Hanya saja, lanjut dia, Astra harus menjadi pihak yang paling terakhir kena influÂenzanya.
Karena itu, menurut PrijoÂno, dalam situasi seberat sekaÂrang pun Astra Group akan tetap melakukan investasi. ‘’Nilainya kurang lebih sama dengan tahun lalu, sekitar Rp 13 triliun. Hanya saja sektornya yang akan berbeda,’’ katanya.
Optimisme Astra Group untuk tetal melakukan inÂvestasi dalam situasi apapun, menurut Prijono, sebagai komitmen grup ini dalam memajukan bangsa. ‘’Sebagai perusahaan nasional, Astra memiliki kewajiban untuk terus melakukan pembanguÂnan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak bangsa, dan memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,’’ kata Prijono keÂpada Bogor Today.
(Alfian Mujani)