Dari kacamata pembalap Tim McLaren, Fernando Alonso, kejuaraan Formula One (F1) sudah tak lagi menarik.
Oleh : (Imam/net)
Ia menilai, beberapa pembatasan yang kini diterapkan justru menÂjadi racun bagi olahraÂga jet darat.

Alonso konsisten mengÂutarakan kritik kepada era baru regulasi teknis. Dia mengeluhkan efisiensi tenaÂga, penggunaan ban, dan kurangnya sesi tes untuk semua tim. Saking kecewanÂya dengan situasi saat ini, dia bahkan mengancam untuk angkat kaki dari F1.
“Saya mencintai olahraga balap, semua kategori. Benar adanya bahwa F1 tidak sama lagi, mengendarai mobil-moÂbil ini lebih cepat dua hingga tiga detik dari mobil GP2,†kata Alonso, seperti dilansir Crash, Kamis (30/7/2015).
“Saya menikmati kompeÂtisi ini dari nol. Tapi, tanpa tes, ban-ban, kalender conÂtohnya musim lalu, benar jika ada godaan untuk mencoba kategori lain,†lanjutnya.
Yang jelas, Alonso bahagia bisa menjadi bagian McLaren yang memiliki proyek ambisius bersama Honda. Saat ini, manÂtan pembalap Ferrari ini terÂpuruk di klasemen sementara dengan menempati posisi 15.
“Buat saya, ini adalah motivasi dan proyek fanÂtastis yang sedang saya lakukan bersama McLarÂen-Honda. Go-kart pertama saya adalah bersama replika McLaren-Honda, dan sekaÂrang saya dengan McLaren- Honda yang sebenarnya,†tutupnya.
Gairah F1 Memudar
Ketua Asosiasi Pebalap Grand Prix (GDPA), Alex Wurz, mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami oleh Formula One (F1) dalam beberapa musim terakhir.
Bahkan, kondisi itu diseÂbut-sebut dapat membunuh hasrat para pembalap untuk berprestasi di ajang balap Jet Darat tersebut.
Seperti diketahui, dalam beberapa musim terakhir niÂlai jual F1 memang merosot tajam. Apalagi kalau bukan semakin minimnya persainÂgan yang terjadi di ajang balÂap itu yang menjadi alasan utamanya.
Bahkan, menurut survei yang dilakukan oleh GDPA belum lama ini, mayoritas fans menilai F1 musim ini jauh lebih menjenuhkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Para pendukung menilai bahwa ajang ini sudah sangat menjenuhkan. MerÂeka tak ingin pembongkaran secara radikal untuk balapan grand prix yang membuatnya semakin jauh dari akar sejaÂrahnya,†jelas Wurz.
Mungkin terdengar sederÂhana, tapi prioritas pembalÂap-pembalap dan tim-tim terÂbaik ialah bertarung di sirkuit dengan mobil yang paling fantastis.
“Dan kami, para pemÂbalap, sangat bergairah unÂtuk membagi sudut pandang itu,†lanjut eks pembalap berusia 41 tahun itu.
Mereka ingin olahraga yang kompetitif, tidak sekaÂdar pertunjukan. Dan merÂeka berpikir bahwa bisnis F1 telah menjadi begitu penting, sampai-sampai membahayÂakan olahraga ini dan sungÂguh memprihatinkan.
(Imam/net)