JAKARTA, Today – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menarÂgetkan rasio kredit bermasalah di sektor konsumer berada di bawah 2,5% pada akhir tahun ini.
Direktur Consumer Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi mengatakan hingga Juni 2015, rasio non-performing loan (NPL) di perseroan telah meÂnyentuh posisi 1,94%. Pada paÂruh kedua tahun ini pihaknya mengutamakan kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaÂman untuk menjaga kualitas aset. “Hari gini jangan agresif, kami akan jaga kualitas aset di bawah 2,5%,†tutur Hery.
Adapun, sepanjang tahun ini, Bank Mandiri membidik kredit di segmen konsumer tumbuh sebesar 10%-12%. TarÂget tersebut masih di bawah bidikan pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara keseluÂruhan yakni di posisi 12%-14% pada 2015.
Untuk menggapai target di segmen konsumer, Hery menuturkan pihaknya akan meluncurkan produk anyar. Di antaranya, perseroan akan mengeluarkan produk KPR Merdeka. Layanan yang diÂtawarkan dari produk anyar tersebut, lanjut Hery, yakni pembebasan biaya adminisÂtrasi dan provisi. Selain itu, dia juga mengklaim perseroan bakal memberikan suku bunga yang bersaing.
Sementara itu, hingga akhir Juni 2015, emiten berkode saÂham BMRI ini mencatatkan pertumbuhan kredit konsumer di posisi 12,38% secara tahunan (y-o-y) menjadi Rp67,7 triliun.
Penyumbang terbesar perÂtumbuhan kredit konsumer di BMRI yakni kredit kendaÂraan bermotor (KKB) dan kartu kredit. Hingga kuartal II/2015, penyaluran pinjaman lewat KKB dan kartu kredit mencatatÂkan pertumbuhan sebesar masÂing-masing 27,49% dan 27,65%.
Selain kedua jenis pinjaÂman konsumer tersebut, kredit payroll dan home equity loans juga mencatatkan pertumbuÂhan sebesar 20,18% dan 7,3% y-o-y. Namun, tak seagresif segÂmen lain, pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) malah terkoreksi sebesar 0,62% y-o-y per Juni 2015.
Hery menjelaskan terkorekÂsinya bisnis KPR BMRI disebabÂkan daya beli masyarakat yang menurun. Akibatnya, langkah Bank Mandiri meluncurkan program KPR dengan bunga satu digit pun tak mampu menÂgerek bisnis ini. “Karena itu haÂrapan kami di semester dua ini ekonomi membaik dan proyek infrastruktur jalan, sehingga daya beli masyarakat juga ikut naik,†jelas Hery.
Sementara itu, secara kesÂeluruhan pada paruh pertama tahun ini, Bank Mandiri menÂcatatkan NPL di posisi 2,43% atau naik 20 basis poin (bps) y-o-y. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menuturkan piÂhaknya membidik posisi NPL pada akhir tahun nanti akan dijaga di level 2,5%-3%.
Dari data perseroan, segmen usaha kecil mencatatkan NPL tertinggi yakni sebesar 3,56% atau senilai Rp2,06 triliun per Juni 2015. Menyusul, NPL di segmen mikro sebesar 3,46% atau senilai Rp1,37 triliun.
Di sisi lain, segmen korporaÂsi mencatatkan nilai NPL terbeÂsar yakni Rp2,79 triliun atau seÂtara 1,54%. Kemudian, segmen komersial juga membukukan NPL per kuartal II/2015 sebesar 1,63% atau senilai Rp2,43 trilÂliun.
(Adil | net)