JAKARTA, TODAYÂ – Setelah terganjal masalah visa dan paspor, kini pelaksanaan ibadah haji dihantui virus Middle East Respiratory SynÂdrome (MERS). Virus ini dilaporkan telah melanda warga yang berada di Arab Saudi. Dalam pekan ini saja, 19 orang dikatakan meÂninggal setelah tertular penyakit tersebut.
Kementerian Kesehatan menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga agar jaÂmaah haji Indonesia tak tertular Sindrom Pernapasan Timur Tengah.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, sejak seÂbelum berangkat calon jamaah haji sudah diberikan penyuluhan tentang MERS dan bagaimana pencegahannya, begitu juga saat di bandara dan ketika tiba di sana.
Calon jamaah haji juga diberikan maskÂer ekstra untuk melindungi diri dari MERS. “Teorinya, harus meminimalisir kontak denÂgan kerumunan orang. Tapi ini kan tidak mungkin dilakukan, maka pada saat di keruÂmunan, masker diberikan untuk melindungi diri,†kata Tjandra Yoga.
Dia juga menambahkan, petugas keÂsehatan yang mendampingi jamaah juga sudah terus berkoordinasi dengan tim keÂsehatan Arab Saudi dan mendapat materi tentang MERS-CoV.
Tjandra Yoga tidak terdengar terlalu khawatir tentang meningkatnya jumlah koÂrban tewas akibat MERS di Arab Saudi. Ia mengatakan, saat ini kasus tersebut baru terjadi di Riyadh, belum di kota-kota perhaÂjian seperti Mekah, Madinah, dan Jeddah. “Yang terjadi di Riyadh pun sebagian besar masih di rumah sakit, sama seperti di Korea Selatan, dari satu orang menular ke rumah sakit. Pemerintah Arab Saudi kini sedang sekuat tenaga melokalisir agar tidak terseÂbar. Saya percaya mereka melakukan upaya itu secara maksimal, WHO juga memberi perhatian khusus,†kata Tjandra Yoga.
Penyakit Kronis
Dia mengimbau pada jamaah dan calon jamaah yang sudah mengalami penyakit jantung kronis, diabetes, gagal ginjal, atau paru kronis sebaiknya melakukan kontrol dan menyiapkan obat-obatan yang harus dimakan secara rutin. Alasannya, 60-70% pasien yang tertular MERS sudah mengalaÂmi penyakit kronis sebelumnya.
Selain itu, ia juga menganjurkan agar jamaah dan calon jamaah haji melakukan cuci tangan dengan sabun untuk mengurangi risiko penularan berbagai penyakit. Juga menghindari kontak dengan unta, karena 50-70% unta di jazirah Arab positif MERS-CoV.
“Tidak usahlah ada kontak dengan unta. Ibu Menteri sudah bilang jangan foto, jangan minum susu mentah,†ujar Tjandra Yoga.
Sepulangnya jamaah haji, mereka juga akan mendapat Kartu Kewaspadaan KesehatÂan Jamaah Haji, dan dalam dua minggu, jika mengalami demam, sesak napas, atau batuk, harus kontrol ke petugas kesehatan dan melÂaporkan bahwa mereka baru pulang haji.
Karena penularan di Riyadh saat ini terÂjadi di rumah sakit, Tjandra Yoga juga menÂgatakan, jika jamaah haji terpaksa ke rumah sakit di Arab Saudi, maka selain menjaga kebersihan, mereka juga harus menghindari kerumunan orang di sekitar UGD, karena iniÂlah yang menjadi sumber penularan di KoÂrea Selatan. Selain itu, jangan terlalu banyak menyentuh benda-benda di rumah sakit.
Namun, lebih baik apabila jamaah terÂlebih dulu menghubungi dokter di kloter mereka, yang jika diperlukan, bisa memberi rujukan ke Balai Pengobatan Haji Indonesia.
(Yuska Apitya Aji)