BOGOR, TODAY — Pemerintah Kota Bogor tetap mengusulkan Terminal Tanah Baru sebagai salah satu stasiun light rail transit (LRT). Pemerintah pusat merencanakan stasiun LRT untuk wilayah Bogor dibangun di Terminal Baranangsiang.
Usuran perubahan rencana lokasi staÂsiun LRT ini disampaikan langsung oleh Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto kepada Presiden RI, Joko Widodo ( Jokowi), di IstaÂna Bogor, Selasa (11/8/2015).
Bima Arya mengatakan, Terminal BaÂranangsiang sudah cukup padat. Karena itu, Bima mengusulkan agar jalur LRT dialiÂhkan ke Terminal Tanah Baru, untuk menÂgurangi beban Terminal Baranangsiang. “LRT ini kan rencananya berujung di Terminal Baranangsiang, saya samÂpaikan kepada Presiden ada opsi lain, yaitu Terminal Tanah Baru, supaya tiÂdak menumpuk di tengah kota semua,†katanya.
Bima Arya menuturkan, Presiden Jokowi mengatakan pemilihan TermiÂnal Baranangsiang sengaja dilakukan, karena pembangunan LRT untuk memÂfasilitasi masyarakat Bogor yang bekerÂja di Jakarta.
Pemerintah Kota Bogor akan melakukan kajian apakah nantinya akan menempatkan stasiun LRT di Terminal Baranangsiang atau Terminal Tanah Baru “Jadi sedang dikaji. PresÂiden Jokowi menyampaikan konsepnya itu sebenarnya ke Terminal BaranangÂsiang,†ujarnya.
Seperti diketahui, peletakan batu pertama atau ground breaking proyek tersebut rencananya dilakukan pada 17 Agustus 2015. Kereta api ringan itu akan melintas pada jalur Bogor-Dukuh Atas melalui Cawang, dan Bekasi-Dukuh Atas melalui Cawang.
Untuk menekan biaya investasi dalam proyek tersebut, pembangunan LRT dilakukan di lahan tol. Dengan begiÂtu, perusahaan juga tidak perlu memikirÂkan pembebasan lahan yang selama ini kerap menghambat proyek pemerintah.
Untuk membahas progres itu, Jokowi memanggil Bima Arya ke Istana Bogor. Dalam pertemuan itu, Jokowi juga membahas soal penataan Kota Bogor, termasuk relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini masih berdagang di Komplek Istana. “Beliau sangat concern bagaimana PKL-PKL di kota ini bisa ditata dengan baik, bisa dimasukkan ke dalam pasar,†ujar Bima usai pertemuan dengan Jokowi.
Bima menjelaskan, lantaran PresÂiden kini tinggal di Bogor, maka Jokowi sering blusukan ke wilayah di sekitar Istana. Menurut Bima, banyak pemikiÂran Jokowi yang diharapkan bisa dilakÂsanakan pemerintah kota untuk menaÂta Bogor lebih baik.
Terkait dengan PKL itu, sebut Bima, pemerintah kota kesulitan mencari tempat baru bagi mereka yang dekat dengan lokasi dagang semula. Namun, Presiden meminta agar relokasi tidak terlalu jauh.
Maka dari itu, Jokowi menyatakan akan membantu untuk mencarikan lokaÂsi termasuk bekerja sama dengan pihak swasta seperti mal BTM untuk bisa meÂnyediakan lahan bagi para pedagang itu.
Selain urusan PKL, Jokowi juga meÂnyampaikan perlunya penataan lalu linÂtas di sekitar Istana agar tidak menimÂbulkan kemacetan. Salah satu titik yang menjadi perhatian adalah kemacetan di sekitar Jalan RE Martadinata yang dilÂintasi jalur kereta.
“Rencananya, untuk perlintasan seÂbidang yang dilalui kereta akan dibanÂgun jembatan di tiga titik. Biayanya seÂtiap jemabatan mencapai Rp 50 miliar nanti juga disebutkan Presiden akan dibantu oleh pemerintah pusat,†imÂbuh Bima.
(Yuska Apitya Aji)