JAKARTA, Today – Nasabah bank harus siap-siap merogoh kocek lebih tebal saat bertranÂsaksi lintas bank menggunakan mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Soalnya, sejumlah bank telah mengumumkan biaya tranÂsaksi tarik tunai melalui jaringan ATM Bersama dan ATM ditentuÂkan berdasarkan jumlah saldo rata-rata.
Belum jelas skenario yang akan ditempuh bank, namun Commonwealth Bank sudah lebih dahulu menyiarkan pesan singkat tersebut kepada nasaÂbahnya beberapa hari lalu. MeliÂhat situs resmi perseroan, bank yang berbasis di Australia itu melansir tarif dan biaya layanan transaksi baru.
Efektif per 1 September 2015, nasabah Commonwealth Bank menikmati gratis hingga 10 tranÂsaksi per bulan jika rata-rata TRB bulanan lebih dari Rp 10 juta atau gratis dua transaksi per bulan jika TRB nasabah kurang dari Rp 10 juta.
Saat ini, berdasarkan data tarif transaksi tarik tunai, nasaÂbah harus membayar Rp 7.500 apabila menggunakan jaringan ATM Prima/BCA dan ATM BerÂsama, Rp 10.000 untuk CBA Link dan Rp 30.000 untuk ATM Cirrus. Penarikan tunai melalui ATM Cirrus akan menggunakan konversi rate sesuai dengan base currency Mastercard (USD).
Jaringan anjungan tunai manÂdiri (ATM) Bersama milik PT Artajasa Pembayaran Elektronis belum berencana menaikkan taÂrif transaksi kepada 82 bank angÂgotanya. Selain baru saja menÂgerek tarif pada Oktober tahun lalu, Artajasa menilai, belum ada kebutuhan untuk memaÂtok tarif transaksi baru kepada masyarakat maupun bank.
Zul Irfan, Corporate SecÂretary Artajasa mengatakan, pihaknya belum berniat memÂberikan tarif transaksi baru dari yang berlaku saat ini. “Kami tidak ada kebutuhan untuk menÂingkatkan tarif. Kondisi saat ini, dollar terhadap rupiah bahkan tidak ada pengaruhnya,†ujarnÂya, Senin (31/8/2015).
Namun demikian, Zul meÂnyerahkan kebijakan tersebut kepada bank penerbit apabila dirasa perlu ada kenaikan taÂrif transaksi. “Internal di bank penerbit bukan kewenangan kami. Yang pasti, dari kami tidak ada kenaikan tarif transaksi,†terang dia.
Jaringan ATM Bersama bersaÂma dengan ATM Prima dan bank anggota, kata dia, telah menÂgerek tarif transaksi lintas bank di ATM sejak tahun lalu. Yakni, dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.500 untuk layanan transfer dana.
Sementara untuk layanan cek saldo dari Rp 2.000-Rp 3.000 menjadi Rp 4.000-Rp 4.500, dan untuk tarik tunai berlaku tarif baru sebesar Rp 7.500 dari sebelumnya hanya Rp 5.000. Kenaikan tersebut berlaku mulai Oktober 2014 lalu.
Senada, SVP Marketing PT Rintis Sejahtera, Hermawan Tjandra mengatakan perusaÂhaan pembayaran elektronis ATM Prima mengaku, pihaknya tidak mengerek tarif transaksi. “Biaya dari kami ke bank tidak naik, tetap dikenakan Rp 7.5000 untuk tarik tunai,†ujarnya.
Selanjutnya, sambung dia, kebijakan bank penerbit untuk mengenakan tarif transaksi atau skema seperti apa kepada nasaÂbahnya. “Ada yang berdasarkan saldonya, ada yang dibatasi beÂrapa kalinya dan lain-lain. Itu strategi masing-masing bank, tetapi kami tidak ada kenaikan,†terang dia.
Menurut Hermawan, sampai saat ini, pihaknya belum berenÂcana menaikkan tarif transaksi. Harap maklum, operator jarinÂgan ATM Prima, ATM Bersama dan bank anggota sudah menÂingkatkan tarif transaksi lintas bank pada kuartal keempat taÂhun lalu.
Tiga jenis transaksi antar bank rata-rata mengalami keÂnaikan tarif sebesar 50 persen. Alasan kenaikan tarif ini diÂkarenakan peningkatan biaya operasional akibat jaringan perbankan yang semakin luas. Selain itu, kenaikan tarif teraÂkhir berlaku tahun 2007 silam, padahal operator jaringan ATM sudah meningkatkan sistem dan piranti lunak.
Hingga saat ini, jaringan ATM Prima sendiri beranggotakan 57 bank. Antara lain BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, dan CIMB Niaga. Sementara, jaringan ATM BerÂsama beranggotakan 82 bank, yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, CIMB Niaga, Bank Panin, Bank Permata, dan Bank Danamon.
(Adil | net)