BOGOR TODAY – Polemik terkait adanya praktik pungut di Terminal BaranangÂsiang Kota Bogor semakin rumit. Meski sejumlah mengklaim bahwa seluruh akÂtivitas pungutan di Terminal BaranangÂsiang adalah ilegal, ternyata DLLAJ Kota Bogor diberi target sesuai rapat anggaÂran tahunan.
Kepala UPTD Terminal Kota Bogor, Islahudin Isma, membantah, pihaknya melakukan pungutan ilegal “Memang benar kami tarik. Tapi itu sah menurut perda, kami juga ditarget sesuai amanah perda,†kata dia.
Selain itu, Islahudin juga menÂgatakan mengenai penarikan retriÂbusi itu akan terus dilakukan selama pihaknya masih melakukan pelayanan yang ada di Terminal Baranangsiang. “Selama kami masih melakukan pelayÂanan di terminal maka kami akan lakuÂkan penarikan retribusi, toh juga retriÂbusi tersebut masuknya ke anggaran daerah,†ujarnya.
Mengenai target yang diberikan oleh Dispenda, Islahudin, mengatakan target yang harus disetorkan dari PAD TermiÂnal Barangsiang adalah RP. 492.480.000 pertahunnya. “Target segitu berat kami rasakan permasalahannya kita juga tiÂdak diberikan anggaran oleh daerah untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas terÂminal yang rusak jadi penumpang pada kabur akibatnya para pedagang pun banyak yang tutup bagaimana kami mau menariki retribusinya,†bebernya.
Islahudin merasa keberatan karena PAD yang dibebankan terkait Terminal Baranangsiang yang saat ini statusnya masih abu-abu sangatlah berat diraÂsakan oleh pihaknya. “Saya sudah meÂminta dinas untuk mengirimkan surat kepada Dispenda agar target retribusi terminal Baranangsiang untuk tahun 2016 dihapuskan,†ungkapnya.
Soal retribusi di terminal dengan staÂtus quo ini, Ketua Komisi C DPRD Kota Bogor, Yus Ruswandi, menilai, target PAD yang diberikan kepada UPTD TerÂminal di Baranangsiang terlalu mini. “Itu sangat jauh lah. Bayangkan saja, terÂminal sebesar itu, hanya ditarget pemaÂsukan Rp400 jutaan. Padahal, nilai loÂgisnya bisa Rp1 miliar lebih per tahun,†kata dia.
Politikus Golkar itu juga mengatakan sebelumnya PAD yang harus disetorkan kepada Pemkot Bogor dari ketiga termiÂnal tersebut sebelum tahun 2012 yakni Rp 22 milliar. “Sekarang itu target PAD mereka dari ketiga terminal adalah Rp 17 Milliar berkurang sudah Rp5 milliar, seharusnya mereka tidak merasa berat,†ujarnya.
Yus juga mengungkapkan keganjilan yang terjadi di UPTD Terminal kalau memang anggaran yang dibayarkan keÂpada pemkot terminal Baranangsiang hanya RP. 492.480.000 pertahunnya. “kalau memang mereka segitu sudah keberatan, masa yang sub terminal yang ukurannya lebih kecil dari terminal type A targetnya lebih besar,†ungkapnya.
(Guntur Eko Wicaksono)