PT Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA) berencana meluncurkan dua proyek superblok di Bogor dan Cengkareng. Ekspansi tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya menguatkan bisnis mereke di sektor properti. Nah, untuk proyek yang di Bogor, Gapura Prima rupanya telah menyiapkan lahan seluas 1,6 hektare yang berada persis di samping kampus Universitas Pakuan (Unpak).
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
CEO Gapura Prima, Rudy Margono, menÂgungkapkan bahwa pihaknya tengah mengkaji dua proyek tersebut dengan memperhitungkan kondisi ekonomi domestik. “Kami akan meluncurkan dua superblok ini pada 2016,†ungÂkap Rudy, belum lama ini.
Proyek superblok yang diÂberi nama bernama Grand Park City Pakuan, Kota Bogor ini, menelan biaya sekitar Rp 400 miliar. “Perinciannya adaÂlah terdiri dari tiga menara apartemen dengan total kapaÂsitas 1.200 unit. Lantas ada kaÂwasan komersial pusat belanja dan ruko. Kami akan membanÂgun proyek ini 2016 nanti,†jeÂlasnya.
Seperti BOGOR TODAY kutip di sejumlah media proÂmosi Grand Park City Pakuan, apartemen ini menawarkan beragam keunggulan, seperti dekat dengan sarana pendidiÂkan, akses tol Jagorawi, dekat dengan pusat perbelanjaan Botani Square, sarana rumahÂsakit, terminal, dan lain sebaÂgainya.
Mengenai fasilitas internal, Grand Park City Pakuan memiÂliki parkir 3 lantai, ruko (comÂmercial area), swimming pool dewasa dan anak-anak, CCTV, jogging trackt, gym, mini marÂket, laundry, play ground dan lain-lain. Harga yang ditawarÂkan mulai dari Rp270 jutaan hingga Rp1 miliar.
Terpisah, Walikota Bogor, Bima Arya, mengingatkan setiap pengembang untuk memperÂhatikan dan mempertimbangÂkan analisa dampak lingkungan pada saat membangun proyek properti seperti kawasan peruÂmahan, perkantoran maupun hunian apartemen.
“Setiap pembangunan juga harus memperhatikan kepentÂingan masyarakat di sekitarnÂya, agar tidak merugikan berÂbagai pihak,†kata Bima usai menerima CEO Gapura Prima, Rudy Margono, di BalaiKota Bogor, beberapa waktu lalu.
Bima juga menekankan pentingnya diperhitungkan efek lalu lintas yang timbul dari keberadaan bangunan aparteÂmen. “Jangan sampai kawasan di sekitarnya menjadi semakÂin semrawut, karena pada dasarnya setiap pembangunan harus dapat menyelesaikan permasalahan serta memberiÂkan kemaslahatan bagi warga,†tutup Bima.
Selektif Ekspansi
Proyek properti terpadu Gapura Prima berikutnya berÂlabel West Town Cengkareng di kawasan Cengkareng, JaÂkarta Barat. Proyek tersebut akan dibangun di lahan seluas dua hektare, terdiri dari geÂdung perkantoran setinggi 20 lantai.
Lantas ada satu hotel binÂtang empat dengan daya tamÂpung 200 unit kamar. Masih ada lagi dua menara hunian jangkung dengan kapasitas masing-masing menara sebanÂyak 400 unit. Jika proses perizÂinan pendirian bangunan berÂjalan mulus, Gapura Prima siap meluncurkan properti ini pada pertengahan tahun depan. “InÂvestasi proyek ini sekitar Rp 600 miliar,†tambah Rudy.
Dengan harapan roda ekonomi Indonesia sudah membaik, pengembang ini masih optimistis dua proyek terpadu tersebut bisa menarik minat konsumen. Terutama konsumen yang ingin punya tempat tinggal (end users). “Meskipun saat ini daya beli konsumen menurun karena perlambatan pertumbuhan ekonomi di 2015,†kata Rudy.
Manajemen Gapura Prima mengaku dalam kondisi sekaÂrang ini, mereka sangat berÂhati-hati dalam ekspansi bisnis maupun melanjutkan penjuaÂlan proyek yang direncanaÂkan. Pada paruh kedua tahun ini, mereka hanya akan melÂakukan finalisasi alias topping off menara ketiga apartemen Belmont Residence di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Menurut proyeksi Rudy, pendapatan dan laba Gapura Prima sampai akhir tahun ini bisa turun dari tahun lalu. PeÂnyebabnya tak lain daya beli konsumen yang lagi lesu dan biaya operasional perusahaan membengkak. “Kami perkiraÂkan penjualan bersih dan laba komprehensif Gapura Prima akan turun 20 persen di akhir tahun ini,†jelas Rudy.
Sebelumnya manajemen GPRA berharap, dua proyek tersebut bisa mendongkrak penÂdapatan berulang atawa reÂcurring income Gapura Prima. Sebab di proyek ini terdapat hotel. SeÂbagai gambaran, di awal tahun ini, pendapaÂtan berulang Gapura Prima baru sekitar 15% dari total pendapatannya.
PerusaÂhaan ini pernah menargetkan pendapaÂtan berulang bisa mencapai 30 persen dari total pendapatanÂnya. Pada kuartal I- 2015 penÂdapatan Gapura Prima cuma naik 4,7 persen menjadi Rp 73 miliar. Sementara laba bersihnÂya anjlok 40,6 persen menjadi Rp 7,6 miliar.
(KTN/INF/Apri)