BOGOR TODAY – Adanya penutuÂpan jalur angkutan perkotaan (anÂgkot) dari Pasar Kebon Kembang menuju ke Jalan MA Salmun, meÂnimbulkan persoalan baru bagi masyarakat dan sopir Angkutan Perkotaan (Angkot). Kemarin, puÂluhan sopir Angkot menggrudug kantor Dinas Lalu Lintas dan AnÂgkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor di Jalan Raya Tajur no 54, KecaÂmatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Puluhan sopir angkut dengan menggunakan angkotnya meÂmadati parkiran kantor DLLAJ sekitar pukul 10:30 WIB. Dengan penuh emosi mereka meminta untuk DLLAJ membuka penuÂtup jalan di dekat perlintasan rel kreta api, agar jalan bisa dilintasi oleh kendaraan roda empat. Tidak puas dengan keputusan dikantor DLLAJ, karena belum bisa membuka penutup jalan dan hanya dihadapi oleh Kasi Daltib Empar Suparta mereka menuju Balaikota Bogor.
Sopir angkot 10, Beni (40), mengaku penghasilannya setelah penutupan merosot lebih dari 50 persen, lantaran penumpang enggan naik angkot menuju Pasar Kebon Kembang. Belum lagi ada pelanggaran trayek. “Ini sangat memberatkan, karena penghasiÂlan kurang dari setengahnya. Jadi harus ada solusinya untuk kami, apalagi bentroknya trayek antara trayek 10 Bantar Kemang – Merdeka dan 01 Cipinang Gading – Sukasari Merdeka dengan 02 SuÂkasari – Bubulak di kawasan Jalan Mayor Oking hingga Kapten MusÂlihat,†ungkapnya, usai mediasi.
Beni juga menginginkan adanÂya pembenahan bagi kendaraan roda dua yang disinyalin makin menjamur hingga memadati jalan. “Data terakhir penduduk Kota BoÂgor yang saya baca ada 1 juta jiwa dan kendaraan roda dua di Kota Bogor mendekati 500 ribu kendaÂraan. Sehingga makin semraut jalanan Kota Bogor, “ tambahnya.
Senada dengan Beni, sopir anÂgkot 10 Dirman (49) mengatakan, ditutup nya jalur akses perlintÂasan rel itu banyak yang komÂplain dan marahnya. “Biasanya kan boleh, tapi ditutup saat ini jadi pendapatan berkurang 70 persen. Saya bingung untuk anak sekolah saja, ada lima anak semua masih sekolah, SMA 2 orang, SMP 2 orang dan SD satu,†katanya.
Kasi Daltib pada DLLAJ Kota Bogor, Empar Suparta menuÂturkan, dari pihak pengemudi meminta dibuka jalur akses itu, namun apa yang disampaikan bukan kebijakan pihak DLLAJ saja. “Saya diperintahkan untuk menghadapi. Sehingga saya meÂnyampaikan untuk menampung aspirasi dan dikorrdinasikan ke pimpinan dan OPD lainnya yang terkait,†tuturnya.
Terpisah, Kasie angkuÂtan dalam trayek Ari Priyono menjelaskan, DLLAJ tengah menÂcari solusinya, karena penutupan itu berkaitan dengan penataan pasar Kebon Kembang. Sehingga tidak bisa dilakukan satu dinas, tapi lintas intansi. Semua meÂmang trayek mengarah ke pasar Kebon Kembang, kedepan piÂhaknya akan menyampaikan untuk pengaturannya. “Untuk pelanggaran pak Empar sudah melakukan penertiban dilapanÂgan untuk angkot yang tidak sesÂuai trayeknya dan yang menÂgetem di depan stasiun untuk angkot 02 itu,†akunya.
Ari menegaskan, untuk maÂsalah penutupan sudah disosiaÂlisasikan, namun kali ini sopir berkeberatan karena pendapaÂtannya menurun. “Harus berkoordinasi dahulu dengan inÂstansi lain dan OPD lainnya. Tapi akan secepatnya disampaikan, sehingga ada solusi dikedua beÂlah pihak,†tuntasnya.
(Guntur Eko Wicaksono)