TIDAK adanya kejelaÂsan akan gelaran komÂpetisi reguler di Tanah Air membuat suporter dan pecinta sepak bola geram. Kekesalannya dilampiaskan kepada Pemerintah
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
Potret persepakbolaan Tanah Air meÂmang diakui tidak seindah persepakÂbolaan di belahan Eropa. Namun olahraga ini diminati hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Keberadaan klub sepakbola profesional di hampir setiap kota di Tanah Air, diharapkan mampu mendorong dunia sepakbola menjadi industri yang mampu menyejahterakan insan yang berkecimpung di dalamnya.
Namun, konflik terbaru antara KementeÂrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) denÂgan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berbuntut pembekuan kompetisi di TaÂnah Air dan jatuhnya sanksi FIFA selaku induk sepakbola internasional.
Puncak kekesalah para suporter terjadi pada upacara pembukaan Turnamen Piala Kemerdekaan di Serang. Menpora Imam NahÂrawi dihujani sorakan saat memberikan kata sambutan di pidato pembukaan.
“Huuuuuuuuuu…….,†sorak penonton saat nama Imam Nahrawi dipanggil dan di awal memberikan kata sambutan di stadion.
Namun, itu tak menyurutkan Imam NahÂrawi untuk menggelorakan semangat semua orang yang hadir di Stadion untuk menyaksiÂkan pertandingan Piala Kemerdekaan. Ia juga berharap Piala Kemerdekaan bisa membawa perkembangan positif bagi sepak bola nasional.
“Turnamen Piala Kemerdekaan suatu program yang direncakanan oleh tim transisi Kemenpora demi menghidupkan sepak bola nasional,†ucap Imam.
“Kami akan bekerja keras agar prestasi sepak bola Indonesia semakin baik. Semoga turnamen ini dapat menghidupkan kembali gairah sepak bola nasional,†tutupnya.