TEMA besar “Bonus Demografi, Peluang atau Ancaman†yang digelar dalam saresehan di Ruang Serbaguna Graha Solidaritas Kampus Kosgoro, pada Sabtu (12/9/2015) memberi catatan tersendiri. Tantangan menciptakan generasi yang sadar pada potensi diri dan siap menjawab perkembangan zaman, penting muÂlai dilakukan mulai sekarang.
Oleh: RIFKY SETIADI
[email protected]
Saresehan yang berÂlangsung itu digeÂlar dalam rangkaian memperingati Hari Jadi Yayasan Yayasan Dharma Setia Kosgoro (YDSK) ke 28. Bekerjasama dengan Yayasan Bhakti Bangsa (YBB), keluarga besar YDSK yang menaungi SMP Kosgoro, SMA Kosgoro dan SMK Kosgoro, memiliki perhatian besar terhadap BoÂnus Demografi. Acara ini dibuÂka secara resmi oleh Walikota Bogor, Bima Arya. Dalam samÂbutannya, Bima mengatakan bonus demografi dapat diteriÂma sebagai ancaman tetapi juga dapat menjadi sebagai peluang dengan mengolahnya secara maksimal. “Bersama-sama dengan kepala daerah lainnya, Kota Bogor mencoba untuk mengambil langkah menghadapi bonus demografi berdasarkan kemampuan dan skill yang dimiliki masing-maÂsing derah,†ujar Bima.

Menurut Bima, dalam menghadapi bonus demografi generasi muda ke depan harus disiapkan, disamping pengenÂdalian laju pertumbuhan penÂduduk, kunci keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh upaya sinergi penguatan soft skill dan hard skill. Ada tiga kategoÂri generasi muda saat ini yang belum mengetahui arah dan tujuannya ke depan. Pertama adalah anak muda asik dengan dirinya yaitu anak muda yang segala sesuatu dilakukan dan dijalani untuk kepentingan dirinya sendiri baik ataupun buruk. “Yaitu anak muda yang tidak mau bergaul atau cuek terhadap lingkungan sekiÂtarnya,†jelas Bima.
Kedua, sambung Bima, adalah anak muda yang galau dengan dirinya, yaitu mereka tidak mengetahui apa yang mereka inginkan. “Banyak sekali anak muda yang galau dengan dirinya, bukan hanya itu mereka juga tidak tahu potensi mereka sendiri,†jelasÂnya. Terakhir, Bima menjelasÂkan tipe anak muda yang sudah selesai dengan dirinya dan mereka mengetahui tuÂjuan ke depan dan apa saja yang akan dilakukannya. “BuÂkan hanya semata-mata untuk dirinya tetapi mereka sudah berpikir untuk keluarganya, lingkungannya, agama dan negaranya,†tambahnya.
Acara diawali penanÂdatanganan nota kesepahaÂman antara Yayasan Dharma Setia Kosgoro, Yayasan Bakti Bangsa dan Universitas Trilogi Jakarta. Acara juga dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan Kota Bogor, para kepala sekoÂlah SD, SMP dan MA/SMK yang ada di Kota BoÂgor. Saresehan semakin berÂnilai dengan kehadiran Ir. Sarwono Kusumaatmadja, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan Wakil Ketua DPR RI sebagai Ketua Umum YBB, Ir.D. Aditya SumanÂagara, Ketua Pembina YDSK dan Prof.DR.Fasli Jalal. Ph.D, pemerhati dan penggiat boÂnus demografi, dan Prof. Dr.Ir. Asep Saefuddin, M.Sc, Rektor Universitas Trilogi Jakarta sebÂagai moderator.
Diungkapkan oleh SarÂwono, menghadapi bonus deÂmografi ini dunia pendidikan harus secara terpadu melakuÂkan perencanaan strategis. “Kita harus melakukan perÂencanaan strategis, jangan mengulang kebiasaan yang lama dan harus mulai melihat ke depan. Lalu (tantangan ke depan, Red) dicari solusinya lewat perencaan strategis denÂgan melibatkan guru, tenaga administrasi hingga murid,†ujarnya kepada BOGOR TOÂDAY. Sarwono juga menginÂgatkan agar dunia pendidikan menumbuhkan sikap kompetiÂtif, keuletan, kretavitas, dan memiliki daya tahan/tahan banting, termasuk menghaÂdapi persaingan dengan orang asing. “Kita dengan orang asÂing memiliki kesempatan yang sama di luar. Jadi ini semua haÂrus dipersiapkan. Pencapaian yang ada perlu diÂevaluasi dan melakukan stratÂegy planning yang matang,†tegasnya.
Iwan Ruswandi, SE, MM, Ketua Yayasan Dharma Setia Kosgoro (YDSK) menginÂgatkan bahwa jati diri bangsa itu sangat penting disaat InÂdonesia akan mengalami boÂnus demografi. Bonus ini bisa jadi peluang bagi Indonesia di masa depan untuk mencipÂtakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Tetapi bisa menjadi malapetaka jika usia produktif tidak memperoleh kesempatan lapangan kerja yang layak. Ia menegaskan, dunia pendidikan perlu memÂpersiapkan diri dengan seÂbaik mungkin secara mental, pengetahuan dan ketrampiÂlan. “Hanya orang-orang yang mempersiapkan diri dengan baik yang mempunyai masa depan nanti. Itulah sebabnya, ini perlu kita tanamkan sebÂagai kepentingan bersama sebÂagai lembaga yang melahirkan generasi mandiri dan kompetiÂtif,†tegasnya.