PADA ZAMAN pemerintahan Umar bin Khattab, pertempuran antara tentara musÂlim dan tentara Persia telah menyebabkan ribuan tentara muslim gugur. Selain itu, orang-orang Persia telah banyak melangÂgar perjanjian-perjanjian yang mereka sepakati. Hal itu membuat Khalifah Umar bin Khattab gelisah. Umar memutuskan untuk memimpin sendiri pasukannya unÂtuk menumpas tentara Persia. Ia meminta wakilnya, Ali bin Abu Thalib menjadi pengÂgantinya selama ia memimpin pasukannya.
Dengan didampingi beberapa sahabat, Umar meningggalkan Kota Madinah untuk berjuang melawan tentara Persia. Namun, perjalanan Umar dan kaum muslim terÂhenti di suatu tempat. Ketika itu, AbdurÂrahman bin Auf mengusulkan agar KhaliÂfah Umar kembali ke Madinah. Menurut Abdurrahman bin Auf, menyia-nyiakan nyawa amirul mukminin adalah perbuaÂtan yang salah. Setelah itu, Umar meminta kaum muslim berkumpul untuk bermusyÂawarah. Ali juga diminta datang ke tempat tersebut. Setelah bermusyawarah, para saÂhabat dan kaum muslim memutuskan agar Khalifah Umar kembali ke Kota Madinah. Untuk memimpin kaum muslim ke medan perang. Khalifah Umar harus menunjuk seseorang sebagai panglima perang.
Sejenak mereka terdiam. Tiba-tiba, Abdurrahman bin Auf berseru, “Saya telah menemukan orang yang tepat. Dia adalah singa yang telah menyembunyikan kukunya, yaitu Saad bin Malik Az-Zuhriâ€. Orang yang dimaksud oleh Abdurrahman adalah Saad bin Abi Waqqash. Akhirnya, Saad benar-benar menjadi panglima tenÂtara muslim yang melawan tentara Persia. Suatu ketika, Saad dan pasukannya telah sampai di pintu gerbang wilayah Persia, Qadisiyah. Selama masa itu, Saad terus menerus mengirim surat kepada Khalifah Umar untuk menceritakan keadaan merÂeka secara terperinci.
Khalifah Umar membalas surat Saad yang isinya meminta Saad dan pasukanÂnya tidak gentar serta berdoa dan bertÂawakal kepada Allah. Ketika itu, pasukan Persia dipimpin oleh Panglima perang mereka, yaitu Rustum. Sesuai dengan petunjuk Khalifah Umar, Saad mengirim surat kepada Rustum yang dibawa oleh beberapa orang sahabatnya. Dalam surat itu, Saad mengajak Rustum dan penduduk Persia untuk memeluk agama Islam. NaÂmun, Rustum dan penduduk Persia menoÂlak seruan Saad. Dengan demikian, peperÂangan tidak dapat dihindari.
Setelah mendapat perintah dari KhaliÂfah Umar melalui surat untuk bertempur, Saad dan pasukannya memerangi pasukan Persia. Saat itu, tentara muslim yang jumÂlahnya hanya sekitar tiga ribu harus melaÂwan tentara Persia yang jumlahnya sekitar sepuluh ribu. Sekalipun demikian, Saad dan pasukannya tidak gentar menghadapi musuh yang jumlahnya lebih banyak. MerÂeka melakukan semata-mata keimanan mereka terhadap Allah SWT. Saad meÂmimpin pasukannya dengan gagah berani, sekalipun ia sedang dalam keadaan sakit. Akibatnya, bisul-bisul yang ada di sekujur tubuhnya pecah. Dengan kegigihan Saad dan pasukannya, mereka berhasil mengÂhalau tentara Persia. (*)