Masih belum jelas dari mana air cair ini berasal. Teori yang saat ini digunakan antara lain mengatakan air mencair dari permukaan es atau air berasal dari atÂmosfer Mars yang tipis.
Temuan para peneliti ini disajikan dalam makalah yang terbit pekan ini di European Planetary Science Congress, Perancis. Ini bukan temuan air pertama di Mars. Planet tersebut selama ini dikÂetahui memiliki air yang beku di kutub, atmoster yang tipis, dan ada genangan air kecil di permukaan yang muncul keÂtika malam hari.
Menurut peneliti Mary Beth WilÂhelm, temuan baru tersebut menunÂjukkan kondisi yang lebih layak huni di permukaan Mars dibandingkan yang diÂperkirakan sebelumnya. Kelayakhunian itu tergantung dari seberapa asin air cair dan seberapa dingin kondisi di permuÂkaan Mars.
Direktur Ilmu Planet NASA, Jim Green mengatakan, temuan baru menÂempatkan NASA pada posisi sempurna untuk mencari kehidupan lain. “Kami belum bisa menjawab pertanyaan, apakah ada kehidupan di luar Bumi?†kata Green. “Tapi, setelah ada air sebÂagai elemen penting, kami sekarang meÂmiliki, dan saya pikir, ada kesempatan besar untuk berada di lokasi yang tepat di Mars untuk menyelidiki itu.â€
NASA saat ini sedang mengembangÂkan penelitian untuk membawa manusia ke Mars pada tahun 2030. Eksplorasi di masa depan diharapkan bisa membawa bukti soal adanya kehidupan dan akhirnya menjawab misteri alam semesta: Apakah ada kehidupan mahluk lain selain bumi?
Sejak 40 tahun lalu, NASA memang sudah meneliti soal kehidupan di Mars. Beberapa tahun terakhir, penelitian seÂmakin intens dilakukan. Pesawat luar angkasa dan robot sudah mengelilingi Mars untuk meneliti berbagai hal tenÂtang planet merah tersebut.
Laboratorium khusus Mars sudah mendeteksi kemungkinan radiasi di sana, untuk melindungi astronot yang hendak menginjakkan kaki di sana. Pada tahun 2020, bakal ada teknologi baru yang memungkinkan seorang astronot bisa bertahan di Mars.