Untitled-10PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tampaknya masih akan agresif melakukan kegiatan ekspor sejumlah produknya. Tercatat, sampai saat ini produk-produk ICBP masih diekspor ke 60 negara. Dari aktvitas tersebut, Indofood mampu mencatatkan pendapatan USD100 juta atau delapan persen dari total penjualan.

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Direktur Indofood, Werianty Setiawan, mengungkapkan Indofood akan tetap fokus untuk mengembangkan ranah ekspornya. Hal tersebut guna meningkatkan pendapa­tan perseroan. “Ekspor kita ke hampir 60 negara. Kalau dari sisi nilai sekitar USD100 juta lebih atau 8 persen dari total penjualan Indofood,” ungkap Werianty, Kamis (1/10/2015).

Ia menambahkan, kegiatan ekspor terus akan dipacu ke sejumlah negara lain yang potensial. “Tentu kami mau meningkat, tapi kita akan usa­hakan. Pasar ekspor juga sama, permintaannya tergerus seper­ti di Tiongkok. Sekarang kami ekspor ke 60 negara dan akan ditingkatkan jika ada peluang di sana,” katanya.

 Terkait pelemahan ru­piah terhadap dolar AS, In­dofood mengaku tidak serta merta menaikkan harga jual produk mie instan seperti In­domie walaupun sebagian ba­han bakunya impor. Werianty mengatakan, kalau mengenai tidak menaikkan harga seka­rang karena bahan baku yang diimpor sebagian mengalami penurunan dalam bursa ko­moditas dunia.

BACA JUGA :  Bekal Sekolah dengan Sosis Dadar Nori yang Simple dan Sederhana

“Ya walaupun rupiah me­lemah, bahan bakunya banyak dan secara komoditas harga di dunia juga turun,” ucap dia.

Menurut Werianty, penjua­lan produk utama perseroan saat ini masih mengalami peningkatan, walaupun tipis. Namun, produk lainnya tidak mengalami peningkatan seir­ing masih rendahnya daya beli masyarakat.

Tak Terlalu Ekspansif

Indofood menyatakan aksi korporasi yang dilakukan­nya di 2015 pun tak seliar yang dikerjakan di 2014. Sepanjang tahun ini, PT Indofood Sukses Makmur Tbk merasa serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini tak akan maksimal. “Saya hampir yakin tidak akan terserap penuh. Rata-rata sera­pan capex hanya 70 persen,” terang Werianty.

Sampai semester pertama, Indofood baru menyerap capex Rp 2,3 triliun. Angka tersebut hanya berporsi seki­tar 25 persen dari anggaran capex perseroan. Werianty beralasan, tak terserap selu­ruhnya capex INDF karena ada faktor tak terduga seperti pe­nundaan pengerjaan proyek.

BACA JUGA :  Resep Membuat Cah Kangkung Saus Tiram yang Lebih Sedap Bikin Ketagihan

Namun ia enggan menje­laskan lebih lanjut pengerjaan proyek mana yang ditunda. Sepanjang 2015, INDF men­ganggarkan capex sebesar Rp 9 triliun. Dari capex tersebut, 30 persen atau Rp 2,7 triliun untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Lalu di­visi Bogasari dan agribisnis masing-masing 26 persen atau Rp 2,34 triliun.

Sementara 18% atau Rp 1,62 triliun sisanya dibagi rata un­tuk distribusi dan kultivasi tan­aman. Sampai semester per­tama, ICBP menyerap capex Rp 600 miliar. Penggunaan­nya antara lain untuk pem­bangunan pabrik mie instan di Palembang dan Cirebon.

Pabrik di Cirebon diperkira­kan rampung akhir tahun ini dan pabrik Palembang selesai tahun depan. Dus, pemban­gunan pabrik ini karena kapa­sitas pabrik mie instan ICBP telah melebihi 80 persen.

(OKZ/KTN/Apri)

============================================================
============================================================
============================================================