Berita-2BOGOR, Today – Ateng keluar sebagai jawara The Asian Enduro Series 2015-Warm Up yang dige­lar di jalur trek sepeda Kelompok Tani Hutan (KTH) Puncak, Bogor, Minggu (4/10/2015) lalu. Pemana­san tersebut sebagai rangkaian Ke­juaraan Dunia The Asian Enduro Series tahun 2016 mendatang.

Atlet sepeda sport asal Bogor tersebut menjadi jawara ajang sepeda balap internasional kat­egori pegunungan atau Mountain Bike (MTB) kelas Men Elite atau profesional. Bertindak sebagai tuan rumah, Indonesia menjadi juara umum jelang Asian Enduro di ta­hun 2016 mendatang.

Perwakilan promotor, Ical Hardiyana mengatakan pihaknya menerapkan sistem Enduro World Series pertama di Indonesia. Di ajang ini mengharuskan setiap peserta melewati tiga stage regulasi resmi yang ada dengan menempuh jarak 25 km, berdasarkan akumula­si waktu yang dikumpulkan secara real time dengan teknologi chip yang di-scanning langsung begitu peserta tiba di garis finish.

“Memang beberapa riders masih belum terbiasa sistem pen­catatan waktu secara online, tapi hal ini dapat diterima karena dapat melihat akurasi waktu balapannya secara terbuka, hingga puncaknya bermunculanlah juara-juara untuk enam kategori yang dipertanding­kan baik para atlet maupun yang berasal dari berbagai komunitas sepeda yang mengikuti,” jelasnya.

BACA JUGA :  Nathan Tjoe-A-On Dipastikan Perkuat Indonesia di Piala Asia U-23

Di ajang pemanasan tersebut, posisi Ateng disusul Florent Poilane dari Prancis dan tempat ketiga, Agus Suherlan (Indonesia). Untuk kelas Men Master B, juara pertama diraih Setijadi Gunawan (Indone­sia), posisi kedua, Toshihiko Okada ( Jepang) dan Herman Mann (Singa­pura). Sementara kelas Men Master A dan C, Men Open serta Men Ju­nior, Indonesia memborong juara pertama, kedua, dan ketiga.

Lebih lanjut dikatakan Ical, dengan kontur trek yang bervariasi yang juga menjadi tantangan khu­sus, seluruh peserta yang berjum­lah 200 orang ini dapat merasakan pengalaman tersendiri yang me­leburkan antara ketangguhan, daya tahan, skill, adventure, dan keber­samaan. Peserta dari Asia seperti Vietnam, Singapura, Malaysia, Ne­pal, Jepang, Filipina, dan lainnya.

BACA JUGA :  Ini Daftar 16 Atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Ateng mengaku dari jalur trek sendiri cukup menantang terlebih pada setiap stage terdapat trek menanjak yang cukup panjang dan berat, sehingga melatih untuk men­gatur nafas dan ketahanan agar ti­dak kehabisan tenaga sebelum akh­irnya melewati trek yang menurun.

Sementara kehadiran peserta dari luar negeri di ajang ini dinilai san­gat positif untuk meningkatkan ke­percayaan diri dari riders Indonesia.

“Bagi kami, sesama all moun­tains, tidak ada bedanya riders dari Indonesia maupun negara lain karena skill-nya kami lihat selevel. Tentunya kehadiran mereka jadi role model untuk melihat bagaima­na persiapan yang mereka lakukan sehingga kami bisa lebih tahu ke­biasaan riders asing,” ungkapnya.

Dengan begitu seluruh peserta pasti sudah mendapatkan gamba­ran akan seperti apa racing resmi yang sebenarnya di tahun 2016 men­datang sehingga mereka bisa lebih mempersiapkan diri lebih baik lagi.

(Adilla Prasetyo Wibowo)

============================================================
============================================================
============================================================