BOGOR, TODAY — Satu lagi jenÂazah ditemukan oleh tim SAR gabungan dari lokasi longsor di Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung. Hingga pencarian hari ketiga, tim gabungan yang dipimpin Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto, telah berhasil mengevakuasi tiga dari 12 gurandil yang tertimbun longsor.
Tim Disaster Victim IdentificaÂtion (DVI) Mabes Polri juga telah berÂhasil mengidentifikasi tiga jenazah tersebut dengan mengumpulkan data primer berupa sidik dan data sekunder seperti properti dan ciri medis.
Tiga nama gurandil yang berhaÂsil dievakuasi tersebut diantaranya Solihin (36), warga Kampung Liud, Ajit (39) warga Kampung Cibeber dan Ade (25), warga Kampung PaÂsir Maung. Ketiganya berasal beÂrasal dari Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jabar, Kombes (Pol) Priyo Kuncoro mengatakan, dari hasil identifikasi menunjukkan ketiga korban tewas karena kehabisan oksigen saat terÂtimbun longsor.
Priyo menambahkan, ketiga jasad korban ini ditemukan dalam kondisi utuh dan tidak ada keruÂsakan di tubuh mereka. “Namun, ada satu korban atas nama Solihin tubuhnya sudah bengkak karena tertimpa reruntuhan saat longsor terjadi,†ujarnya.
Sementara itu, Kapolres BoÂgor AKBP Suyudi Ario Seto menuÂturkan, setelah diidentifikasi, seÂlanjutnya jasad korban langsung diserahkan kepada pihak keluÂarga korban.
“Kita akan serahkan jenazah kepada keluarga korban. Proses administrasi sudah disiapkan, terÂmasuk mengantar jenazah samÂpai ke rumahnya,†kata Suyudi.
Suyudi menuturkan, awalnya polisi dibantu warga menemukan dua jenazah pukul 20.45 WIB. Selang tiga jam, satu jenazah lagi berhasil diangkat dari lubang di kedalaman sekitar 200 meter denÂgan posisi kemiringan 90 derajat.
“Hari ini (Kamis, red) kita memberangkatkan kembali perÂsonel untuk membantu proses evakuasi dengan membawa tabung oksigen, guna memaksiÂmalkan pencarian.â€
“Setidaknya kita berharap maÂsih ada peluang para gurandil yang ditemukan dalam kondisi hidup. Dalam lubang tersebut berbentuk seperti sarang semut. Jalan keluar masuk satu, namun di dalam terÂdapat banyak lorong atau bilik-biÂlik lubang lain,†katanya.
Data BOGOR TODAY menyeÂbutkan, dalam kurun waktu tujuh tahun terhitung sejak 1998 hingga 2005, jumlah gurandil yang tewas di kawasan PT Antam UBPE PongÂkor, Nanggung, Kabupaten Bogor mencapai 352 orang, luka berat 166 orang, dan luka ringan menÂcapai 98 orang.
Bahkan berdasarkan data dari Polsek Nanggung pada 2011 hingga Oktober 2014, tercatat 16 gurandil yang tengah melakukan penggalian emas tewas tertimbun longsor. Insiden serupa terbanÂyak terjadi di Mei 2012, delapan orang penambang liar tewas akiÂbat tergerus longsoran tebing di area penambangan di blok Pilar, Desa Pangradin, Leuwiliang, KaÂbupaten Bogor.
Sembilan Guradil Diikhlaskan
Sementara itu, sembilan jasad gurandil yang belum ditemukan akhirnya diputuskan untuk tidak dicari lagi. Tim mengalami kesuliÂtan pencarian jasad ke-12 gurandil ini karena pintu lubang berada di 700 mdpl dengan luas 50×50 centimeter. Dari situ galian menÂembak lurus 60 meter, kemudian ada galian menurun 4-5 meter dan tembakan yang terbagi dua. Dimana tim mencari di bagian bawah. Di meter ke-150 tempat ditemukannya jenazah terjadi longsoran.
“Tim tidak mampu lagi melakukan pencarian. Oleh karena itu, tim pencarian dan penyelamatan selesai karena alasan yang sudah disebutkan, ditambah keikhlasan warga yang dinyatakan dalam surat bertanÂdatangan,†kata Suyudi.
Dia menambahkan, tim evakuasi harus berjongkok menÂarik keluar jenazah dengan tamÂbang, sambil bergelut dengan bau menyengat gas beracun. Atas alaÂsan itu, pencarian dihentikan.
Menjelang siang hari kemarin, tim mendapati dua sosok dalam gua yang akan dievakuasi, tapi pukul 1 siang terjadi longsoran yang memperparah kesulitan pencarian. “Sehingga tim menyÂerah, dan saya nyatakan pencarÂian ini cukup,†ujarnya.
Dari pemeriksaan korban teÂrevakuasi, diperoleh keterangan waktu kematian yang berbeda. Menurut Prio Kuncoro, Ketua Tim DVI, ada kemungkinan korban sempat bertahan hidup sebelum ditemukan. “Ada yang 24 jam keÂmatian, ada yang sudah 3×24 jam. Dua masih lemas bisa digerakkan kepalanya, satu bengkak sampai membesar dari tubuh aslinya,†kata Prio.
(Rishad Novi|Yuska Apitya)