SEBAGAI seorang pemilik Yayasan Star Kid yang berlokasi di Plaza Niaga Dua nomor satu, Sentul City, Kabupaten Bogor. Marcelle Muliawan mungkin tidak menyangka kebangkrutan usaha garmentnya pada tahun 1998 adalah titik awal ia melangkah ke tahap sukses sepertisaat ini.
Oleh : Guntur Eko Wicaksono
[email protected]
Marcelle Muliawan, yang sudah makan asam garam kehidupan ini sudah membuktikan bahwa dirinya tidak mau kalah denÂgan keadaan baik sesulit apapun. Ia sendiri sudah mulai bergelut di dunia bisnis sejak usianya masih muda.
Malahan, pada masa orde baru, MarÂcelle sempat memulai usaha konveksi baru untuk membayar hutang-hutangnya. “Saya sejak muda sudah berwiraswasta tapi pada jaman orde baru konveksi garment saya bangkrut disitulah saya memulai babak baru. Saya lunasi hutang-hutang saya sebeÂlumnya, dan saya bersyukur semua hutang saya selesai sewaktu saya mau memulai membuat sekolahan,†kenang dia.
Segala pil pahit ujian ia telan bulat-bulat, dan tidak melarikan diri dari segala bentuk masalah yang ia hadapi, termasuk hutang-hutang yang membelitnya. “Kalau saya kabur tanpa membayar hutang-hutaÂng, lalu diketahui oleh anak murid saya, apa kata mereka. Sebab buah jatuh tak jauh dengan pohonnya, kalau saya berkelakuan buruk pasti anak murid saya juga sama, maka dari itu saya harus berkelakuan baik sehingga anak murid saya juga baik untuk menjadi penerus bangsa yang baik,†tuÂturnya.
Lebih lanjut, Marcelle juga menuturkan dirinya memulai dari nol saat membuka sekolaÂhan. “Saya mulai dari nol kemÂbali karena saya juga belum ada kemampuan apapun, paling hanya jadi guru sekoÂlah minggu di gereja,†ungÂkapnya.
Pria berdarah Tionghoa ini berharap dapat memÂbesarkan sekolahnya dan menghasilkan anak didik yang berguna bagi nusa dan bangsa. “kita punya hati dan cinta sama anak-anak, mimpi saya bangun sekolah besar dan tanahnya luas, dan anak-anak diÂdik saya harus berguna bagi nusa dan bangsa siapa tahu jadi presÂiden,†bebernya.
Marcelle juga menganggap sekoÂlahan yang didirikan bersama istrinya ini merupakan bagian dari keluarganya. “Anak saya empat, dan sekolahan dan anak didik saya merupakan keluarga saya juga jadi saya ingin anak-anak menjadi orang yang berguna,†tuturnya. (*)