senaBOGOR, Today – Menjadi salah satu peraih penghargaan 107 Inovasi Indo­nesia bukanlah cita-cita awal Avici­enna Ulhaq Muqodas, mahasiswa semester 8, Agricultural Engi­neering, IPB. Ketika SMP justru ia bercita-cita ingin memiliki pe­rusahaan IT sekelas Microsoft.

Mahasiswa yang biasa di­panggil Sena ini membuat alat uji mutu teh hitam orthodox. Karya ini yang berhasil meraih penghargaan 107 Inovasi Indo­nesia dari BIC dan LIPI. Pene­litian ini dianggap memiliki pros­pek inovatif, karena sejalan dengan ARN (Agenda Riset Nasional).

Teh hitam diolah menggunakan 2 cara. Salah satunya dengan orthodox atau bertahap. Adapun tahapannya dari pelayuan, penggulungan, penggil­ingan sortasi basah, fermentasi, pen­geringan, dan disortasi. Sedangkan teh hitam adalah teh yang biasa dijadi­kan teh celup.

Sena melihat bahwa di masyarakat pengolahan teh masih manual, hanya bergantung pada mandor. Sehingga ketika performa mandor tidak bagus, akan berpengaruh pada kualitas teh hitam. Untuk menyamakan kualitas teh, maka Sena membuat alat uji mutu teh hitam.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

Penelitian ini berkesan bagi Sena. “Karena, selain kerja pene­litiannya bareng-bareng sama guru besar IPB, Prof. Kudang Boro Seminar, dan sejumlah Doktor di IPB, inspirasi pene­litian ini juga didapat waktu survey lapangan. Artinya, penelitian ini based on problem yang ada di lapangan,” kata ma­hasiswa kelahiran Tangerang, 13 Juli 1993 ini.

Selain teh hitam orthodox, ternyata Sena pernah mendapat peng­hargaan penelitian. Tahun 2014, ia di­danai DIKTI untuk karyanya yang ber­judul Galaoo (Galah otomatis pemetik manggis). Karya ini masuk dalam pro­gram PKM-KC.

Bagi alumni SMPN dan SMAN 1 Bo­gor ini, prestasi adalah amal terbaik yang sudah dilakukan. “Amal itu bisa apa saja, bidang apa saja, bentuknya apapun,” ujar Sena.

BACA JUGA :  Siapkan Sekolah Gratis, Sahira Hotels Group Gandeng PKBM Bakti Nusa

Adapun prestasi yang dibuatnya adalah kontribusinya di beberapa or­ganisasi. Pada tahun 2013-2015 men­jadi kepala bidang mentoring Forum Komunikasi Alumni Muslim SMAN 1 Bogor. Ia pernah aktif di KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim) komisariat IPB. Mahasiswa yang san­gat terinspirasi pada Ridwan Kamil ini memandang penting organisasi. Sekarang ia aktif di Yayasan IMAGO. Yayasan ini adalah yayasan yang peduli dengan pemuda, khususnya di Kota Bogor. Mereka mengakomodir komunitas-komunitas kepemudaan di kota Bogor.

“Hidup manusia itu diukur ‘presta­si’-nya dengan kebermanfaatan pada lingkungan sekitar. Dengan berorgan­isasi, kita mengoptimalkan keberman­faatan yang kita berikan kepada ling­kungan sekitar,” tutur Sena. (NET)

============================================================
============================================================
============================================================