APA yang membuat PT Sri Rejeki IsÂman (Sritex) Tbk terus tumbuh dan tidak ada matinya? Tidak ada yang bisa menjawab secara pasti, apalagi jiga dikaitkan dengan kondisi ekoÂnomi yang sedang melemah dan banyak perusahaan lain melakukan PHK.
Namun, HM Lukminto beberaÂpa bulan sebelum meninggal duÂnia pernah memberikan penjelaÂsan tentang cara dia membangun usaha dari dua kios tekstil di Pasar Klewer Solo hingga menjadi raksasa tekstil di kawasan Asia. ‘’Saya berusaha keras memÂpraktikan manajemen cheng-li,’’ katanya.
Yang dimaksud manajeÂmen cheng-li oleh Lukminto adalah menerapkan prisnsip fairness dalam menjalankan kerjasama dengan siapapun. Termasuk dengan para suÂplayer kecil-kecil. Bagi Lukminto, siapapun yang menÂjadi mitra kerja harus mendapatÂkan untung yang sama dengan dia. Artinya, kedua belah pihak harus sama-sama senang, sama-sama puas. ‘’Kalau saya dapat sepuluh perak dan merasa senang, maka mitra saya juga harus dapat yang setara dengan itu,’’ ujar Lukminto.
Prinsip cheng-li benar-benar dipegang teguh oleh Lukminto. Dia tidak akan mau menjalin kerÂjasama atau berdagang dengan orang yang dia agak bo-chengli, yaitu orang-orang yang ingin meÂnang sendiri, untung besar sendiri. ‘’Kita tidak boleh berteman denÂgan orang-orang bo-chengli, nanti susah,’’ ujarnya.
Selain itu, Lukminto juga menÂerapkan disiplin yang sangat ketat dalam segala hal. Mulai dari jam masuk kerja, seragam kantor, hingga urusan upacara bendera setiap tangÂgal 17 di halaman pabrik yang sangat luas. Dalam soal disiplin, Lukminto pernah mengusir CEO Sritex Iwan Setiawan dari ruang rapat gara-gara Iwan salah mengenakan baju seragÂam. Seharusnya, baju seragam yang dikenakan pada hari Senin adalah seragam baru warna biru muda (teÂlor asin), tetapi Iwan mengenakan seragam lama warna biru langit. PaÂdahal, selain CEO Sritex, Iwan juga anak kesayangan Lukminto. ‘’Disiplin itu segala-galanya. Kita tidak akan pernah maju kalau tidak bisa disipÂlin,’’ katanya.
Lukminto juga akan marah besar jika para Satpam yang jaga di pintu keluar area pabrik tidak memeriksa dan membuka bagasi mobil yang keluar, termasuk moÂbil yang dinaiki Lukminto, istrinya, dan anak-anaknya. Seorang SatÂpam bisa dipecat gara-gara lupa memeriksa bagasi mobil Lukminto yang akan keluar pabrik.
(Alfian MujanI)