asasPerusahaan otomitif terkemuka di Indonesia, PT Astra Internasional Tbk (ASII) kena abu panas pelemahan ekonomi. Kinerja perusahaan yang didirikan William Soeryadjaya ini mengalami penurunan pada kuartal III-2015. Labanya pun turun 17% menjadi Rp 11,997 triliun, dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 14,499 triliun.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Presiden Direktur Astra Internasion­al, Prijono Sugiarto menjelaskan, penurunan ini terutama didorong oleh penurunan konsumsi domes­tik, persaingan di pasar mobil, pelemahan harga komoditas, dan penurunan kualitas kredit korporasi dalam 9 bulan pertama 2015. Kontribusi dari hampir seluruh seg­men bisnis menurun. “Kinerja Astra dalam 5 ta­hun terakhir flat, 2015 ini men­galami penurunan. Pendapatan bersih turun 8%, laba bersih turun 17%,” kata Prijono, usai Rapat Umum Pemegang Sa­ham Luar Biasa (RUPSLB), di Hotel Mandarin, Jakarta, Senin (16/11/2015).

BACA JUGA :  Cemilan Simple dengan Cireng Empuk Renyah dengan Bahan Murah Meriah

Segmen bisnis yang selama ini menjadi andalan Astra, yak­ni otomotif, terpukul oleh pe­nurunan daya beli masyarakat dan pelemahan kurs rupiah ter­hadap dolar. Laba bersih dari sektor otomotif turun 10% men­jadi Rp 5,3 triliun. “Terjadi pe­nurunan daya beli masyarakat. Penjualan mobil motor turun. Rupiah yang melemah juga mempengaruhi kinerja Astra,” paparnya.

BACA JUGA :  Cara Membuat Serundeng Jawa Anti Gagal, Wajib Coba!

Prijono menambahkan, jatuhnya harga minyak sawit atau CPO dan batu bara, mem­buat kinerja dua anak usaha Astra, yakni Astra Agro Lestari dan United Tractors amat ter­pukul. “Ada divisi Astra yang bergantung pada komoditas, misalnya United Tractors dan Astra Agro Lestari. Penjualan CPO tadinya sekitar USD 1.000/ ton, sekarang USD 600 dolar/ ton. Batu bara juga jatuh,” ka­tanya.

============================================================
============================================================
============================================================