Hormon testosteron selama ini lebih dikenal sebagai hormon seks. Padahal, hormon ini sangat penting bagi kesehatan tubuh pria secara keseluruhan. Sayangnya, banyak pria yang tidak menyadari dirinya mengalami penurunan kadar testosteron
Oleh : ADILLA PRASETYO W
[email protected]
Testosteron merupakan hormon yang sangat penting bagi laki-laki. Dalam masa pembuahÂan, hormon ini menenÂtukan apakah janin akan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ketika lahir, kekurangan hormon ini bisa menyebabkan pertumbuÂhan organ genital tidak sempurna. “Jika kekurangan testosteron terÂjadi di usia dewasa, maka fungsi keÂpriaan seseorang bisa terganggu,†kata dr.Nugroho Setiawan, Sp.And.
Gejala utama kadar testosteron yang rendah adalah penurunan dorongan seksual, frekuensi ereksi berkurang atau ereksi tidak keras lagi, penurunan kekuatan dan massa otot, sulit konsentrasi, cepat merasa lelah, hingga peningkatan massa lemak, terutama di bagian perut.
Pria yang mengalami kekuranÂgan testosteron disebut juga denÂgan hipogonadisme. Kondisi ini terjadi karena testis gagal memÂproduksi testosteron atau pun karena penambahan usia.
“Banyak pria yang tidak saÂdar, karena penurunan hormonÂnya memang perlahan-lahan dan seringkali tidak menimbulkan geÂjala. Kondisi tersebut juga diangÂgap lazim karena dikaitkan dengan penambahan usia pada pria,†kata Nugroho.
Hipogonadisme juga bisa diseÂbabkan karena gaya hidup yang buruk atau penyakit kronik seperti diabetes atau penyakit metabolik lainnya. Di lain pihak, hipogonadÂisme yang tidak diatasi bisa meninÂgkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga disfungsi seksual.
Untuk menegakkan diagnosis apakah seseorang menderita hiÂpogonadisme atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan anÂamnesis (wawancara), pemerikÂsaan fisik, dan juga laboratorium. “Pengobatannya tergantung pada penyebab dasarnya. Kalau karena kerusakan pada testis maka diperÂlukan pemberian testosteron dari luar, baik dalam bentuk pil, suntiÂkan, atau gel,†ujar dokter dari RS Fatmawati Jakarta ini.
Sementara itu pada pria yang menderita hipogonadisme karena gaya hidup, seperti olahraga berÂlebihan, maka perlu dilakukan modifikasi gaya hidup. Penyakit yang memicu penurunan testosterÂon juga harus dikendalikan.(*)