Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meÂnyatakan minatnya atas kepemilikan saham dari rencana divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI). Namun, sayÂangnya sampai sekarang pihak PTFI belum menyampaikan nilai dari saham yang akan ditawarkan tersebut.
“Kita berminat, tapi si penjual belum memberikan harga. Tentu kita lihat harganya seberapa, †ungkap Rini di atas Kapal KM KeÂlud, Sabtu (21/11/2015)
Minat tersebut telah disampaiÂkan secara resmi melalui surat kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan (KemenÂkeu) beberapa waktu lalu. Hanya saja sekarang menunggu kepasÂtian dari pihak Freeport.
“Kami dari BUMN sebagai badan usaha milik negara, di mana kami memiliki 9,26% dari Freeport menulis surat ke KemenÂterian ESDM dan Kemenkeu. Kami berminat kalau ada divestasi dari Freeport. Kalau dalam perjanjianÂnya 10 sekian persen. Karena kaÂlau kita bisa membeli itu, berarti BUMN memiliki 20%. Jadi belum ada kabar lagi,†paparnya.
Rini menyampaikan, Bahana Sekuritas memang telah diperÂsiapkan untuk menghitung valuaÂsi dari saham Freeport yang didiÂvestasikan. Akan tetapi, nominal penawaran harus datang dari piÂhak Freeport.
“ Kita memang ada sendiri , tapi valuasi itu harus dari merÂeka sendiri. Bukan dari kita. NgÂgak bisa dikira-kira nilainya. Kita dengar dulu yang mau jual berapa harganya. Terus kita lihat, mamÂpu apa nggak segini,†kata Rini.
Dua BUMN yang disiapkan adalah PT Aneka Tambang (AnÂtam) Tbk dan PT Indonesia AsaÂhan Alumunium (Inalum). Dari Inalum nantinya akan mengguÂnakan dana kas perusahaan. SeÂmentara Antam belum diketahui sumbernya, meski dimungkinkÂan berasal dari suntikan modal pemerintah. “Inalum sama AnÂtam, dananya ada nanti kita liÂhat,†sebutnya.
Freeport sendiri mengakui belum menawarkan saham yang akan dilepas sebanyak 10,64% dengan alasan masih menunggu mekanisme dan kepastian hukum yang jelas.
(Alfian M|detik)