Untitled-5PERUSAHAAN minyak nasional, PT Pertamina (Persero) meres­mikan 3 proyek minyak dan gas bumi, yakni proyek pengop­erasian Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Proyek Langit Biru Cilacap, peremajaan dan peningkatan kapasitas produksi di Kilang Cilacap.

Ketiga proyek ini dapat mem­buat Pertamina hemat USD 15,6 juta/hari atau sekitar Rp 213,7 miliar (kurs Rp 13.700). Peresmian ketiga proyek ini dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ada 1 proyek yang sudah beroperasi, dan 2 proyek baru dimulai pem­bangunannya hari ini.

“Total ketiga proyek ini mem­buat kami dapat meningkatkan penerimaan segaligus penghema­tan USD 15,6 juta/hari. Penghema­tan tersebut didapat dari peng­hematan impor BBM, elpiji, dan lainnya,” kata Direktur Utama PT Pertamina Dwi Sutjipto, di acara peresmian ketiga proyek tersebut, di Kilang Minyak Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (26/11/2015).

Dwi merinci, proyek pertama yakni RFCC, akan membuat peng­hematan impor total senilai USD 3,6 juta/hari. Kemudian proyek kedua yakni Proyek Langit Biru Cilacap, akan membuat Pertami­na hemat sekitar US$ 1,5 juta/hari. Sedangkan proyek peremajaan dan peningkatan kapasitas kilang Cilacap atau Refinery Development Master Plan (RDMP) dapt menghe­mat USD 10,53 juta/hari.

“Dengan adanya RDMP Ci­lacap, akan meningkatkan produksi Pertamax 40.000 barel per hari, Avtur sebanyak 40.000 barel per hari, solar sebanyak 60 barel per hari, aromatik 750 ton per hari, Polypropylene 472 ton per hari,” ungkap Dwi.

“Ini belum termasuk tambahan penerimaan dan penghematan im­por BBM dengan beroperasinya kilang TPPI di Tuban sebanyak USD 6,4 juta per hari,” tambah Dwi.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam Spesial dengan Ikan Kembung Masak Santan yang Gurih dan Maknyus

Sehingga bila di total 3 proyek dan 1 proyek TPPI, maka bila proyek tersebut sudah beroperasi optimal, maka Pertamina bisa he­mat USD 22 juta per hari. Berikut Rincian 3 Proyek Pertamina

  1. Proyek Langit Biru Cilacap (Belum Beroperasi)

Pertamina menetapkan JGC Corporation sebagai kontraktor engineering, procurement, and construction senilai USD 392 juta. Proyek ini dapat menambah produksi Pertamax di Kilang Cilacap sebanyak 91.000 barel per hari.

Proyek Langit Biru Cilacap, atau Cilacap Blue Sky Project, merupakan salah satu proyek peningkatan spesifikasi dari Premium ke Pertamax. Proyek ini adalah kelanjutan dari kelanjutan dari Residual Fluid Catalytic Crack­ing (RFCC) yang telah tuntas dan beroperasi sejak Oktober 2015.

Proyek yang ditargetkan tuntas dalam wak­tu 34 bulan sejak penandatanganan kontrak sejak hari ini.

  1. Proyek RDMP di Kilang Cilacap (Belum Beroperasi)

PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco menandatangani head of agreement (HoA) un­tuk pelaksanaan proyek upgrading Refinery Unit IV Cilacap dengan nilai investasi USD 5,5 miliar.

Upgrading RU IV Cilacap memungkinkan kilang terbesar di Indonesia tersebut memi­liki keekonomian yang meningkat melalui tiga parameter kunci, yaitu peningkatan kapasitas total crude distillate unit (CDU) dari sekitar 345.000 barel per hari menjadi 370.000 barel per hari.

Kompleksitas kilang meningkat dari 3 men­jadi 9 dan peningkatan hasil produksi dengan nilai tinggi dari semula sekitar 73% menjadi 96%.

BACA JUGA :  Resep Membuat Semur Bandeng Betawi, Menu Makan yang Bikin Ketagihan

Setelah penandatanganan HoA, Pertamina dan Saudi Aramco akan melaksanakan site preparation dan basic engineering design pada tahun depan. Apabila front end engineer­ing design (FEED) dapat tuntas pada 2017, dan EPC dimulai pada 2018, maka diharapkan up­grading RU IV CIlacap akan tuntas dan berop­erasi pada akhir tahun 2021.

  1. Proyek RFCC di Kilang Cilacap (Telah Beroperasi)

RFCC akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) seban­yak 62.000 barel per hari, yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, yaitu HOMC, peningka­tan produksi LPG dan produk baru Propylene. Proyek dengan nilai investasi US$846,89 juta tersebut dilaksanakan oleh konsorsium Adhi- GS E&C.

RFCC memiliki 21 unit equipment dan telah sukses beroperasi dan meneteskan produk perdananya pada 30 September 2015. Pada saat beroperasi 100%, RFCC dapat mem­produksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari, 1.066 ton per hari LPG, dan 430 ton per hari propylene.

Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besarnya diproses lebih lanjut untuk di­produksikan menjadi Premium. Saat ini, produksi Premium dari kilang Cilacap seban­yak 61.000 barel per hari dan dengan berop­erasinya RFCC, produksi Premium dari Kilang Cilacap akan menjadi 91.000 barel per hari sehingga impor Premium dapat di­tekan.

(Alfian M|detik)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================